Happy Reading♡
Jangan lupa untuk vote dan coment!~~~
Setelah sedikit berbincang-bincang dengan Aarpitha dan juga Nenek Shobha, Swara pergi ke dapur untuk mengambil beberapa gelas minuman untuk ibu dan neneknya. Ia tidak mungkin membiarkan ibu dan neneknya datang tanpa mempersilahkan untuk minum. Kini Swara membuka pintu kulkas dan menyajikan minuman ke tiga gelas.
"Ibu dimana cemilan—" Sonia tiba-tiba datang. Ucapannya terhenti saat melihat Swara berada disana. Ia merasa sedikit takut terhadap Swara setelah mengetahui jika Swara memiliki kepribadian ganda.
"Eh, Sonia kau? Tadi kau ingin cemilan kan? Baiklah, terima cemilan ini," seru Swara lalu memberikan sepiring makanan ringan pada Sonia dan Soniapun menerimanya meski sedikit takut. Swara tersenyum lalu kembali melanjutkan mengisi gelas dengan minuman. "Aku tadi melihat dan heran ada sepiring makanan ringan disini. Aku kira itu—"
Ucapan Swara tiba-tiba terhenti saat Sonia menjatuhkan piring berisi makanan ringan membuat Swara terkejut dan menoleh pada Sonia. Swara menatap heran pada Sonia, kenapa dia menjatuhkan cemilannya sendiri?
"Sonia kenapa kau menjatuhkan cemilanmu itu? Ada apa? Apa aku salah mengambil cemilannya?" tanya Swara pada Sonia.
"CUKUP SWARA! Hentikan sandiwara mu itu! Jangan berlaga so'k manis lagi dihadapan ku! Aku ingin kau pergi dari rumah ini, Swara! Pergi dari kehidupan kakakku juga!" ujar Sonia pada Swara.
Swara menjadi bingung dengan sikap Sonia. "Apa yang kau katakan, Sonia? Apa maksudmu? Kenapa kau—"
"Jangan dekati aku! Aku tau kau pasti ingin menghabisi aku seperti waktu itu bukan?!" ujar Sonia saat Swara ingin menenangkannya. Kali ini Swara benar-benar dibuat bingung oleh Sonia. Kenapa Sonia mengatakan hal itu? Kapan dirinya mencoba menghabisi Sonia?
"Sonia kenapa kau katakan itu? Mana mungkin aku mencoba menghabisi mu? Dan kapan hal itu terjadi?" tanya Swara.
"Oh jadi kau ingin berlaga jika kau kehilangan ingatanmu, begitu? Atau jangan-jangan kau belum tau apa yang telah dokter katakan tentang keadaanmu yang sebenarnya. Jika memang kau belum tau, baiklah. Aku sendiri yang akan menjelaskannya padamu," balas Sonia. "Dokter mengatakan jika kau—"
"Sonia?" Ucapan Sonia terpotong saat Laksh tiba-tiba datang menghampirinya dan Swara. Laksh terlihat sengaja melakukannya untuk mencegah Sonia mengatakan yang sebenarnya.
"Apa aku mengganggu kalian berdua?" tanya Laksh. "Em... Sepertinya aku memang telah mengganggu kalian berdua. Yasudah aku pergi saja."
"Tidak Laksh. Kau sama sekali tidak mengganggu. Terlihat kau sedikit ada urusan dengan Sonia, apa itu benar?" ucap Swara yang mencegah Laksh yang ingin beranjak pergi.
"Kau benar sekali, Swara. Aku memiliki urusan dengan adikku ini. Jika kau tidak keberatan, apa aku boleh berbicara dengannya sebentar?" balas Laksh.
"Ya, tentu saja. Tapi tadi Sonia ingin mengatakan sesuatu kepadaku dan aku ingin tau apa yang dia katakan," kata Swara. Ia benar-benar penasaran apa yang ingin dikatakan Sonia dan juga kenapa Sonia bersikap seperti itu kepadanya?
"Aku akan mengatakan jika kau—"
"Tidak Swara. Ada hal penting yang harus aku katakan kepada Sonia. Ayo Sonia ikut aku!" Lagi-lagi Laksh memotong ucapan Sonia yang ingin mengatakan apa yang dikatakan dokter pada waktu itu. Namun Laksh selalu mencegahnya dan sekarang Laksh langsung menarik tangan Sonia lalu membawanya pergi dari dapur.
"Laksh?!" panggil Swara. Sikap Laksh semakin membuat Swara curiga sekaligus bingung. "Sebenarnya apa yang ingin Sonia katakan kepadaku? Tadi dia sempat mengatakan bahwa dia ingin memberitahu aku apa yang telah dokter katakan tentang keadaanku. Entah kenapa aku semakin penasaran? Sebenarnya apa yang terjadi pada semua orang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR CINTA
RomansSelamat membaca kisah romansa Takdir Cinta❤️ Swara seorang gadis cantik yang memiliki mimpi besar dan bekerja di sebuah perusahaan Mehta Collection. Pertemanannya dengan Lakshya mengakibatkan permusuhan antara dirinya dengan Sanskar, sang pemilik pe...