Happy Reading♡
Jangan lupa untuk vote dan coment!~~~
"Apa? Sanskar dan Swara akan bertunangan lalu mereka menikah?" Laks yang baru saja dengar kabar tentang Swara dan Sanskar dari Ragini, ia terlihat sangat terkejut.
"Jangankan kau, aku pun saja sulit mempercayai ini! Keluarga Mehta tiba-tiba mengirimkan aku undangan pertunangan Sanskar dan Swara di malam hari!" ujar Ragini.
"Berarti usahaku selama ini hanya sia-sia. Rencanamu, idemu, semuanya sia-sia!" balas Laks.
"Tidak. Tidak ada di dunia ini yang sia-sia. Rencanaku tidak boleh sia-sia begitu saja. Aku tidak akan membiarkan Swara dan Sanskar bertunangan apalagi sampai menikah! Aku akan menggagalkan semua itu. Yang menjadi milikku akan tetap menjadi milikku. Meski Sanskar menerimaku atau tidak, aku akan tetap berusaha agar dia menjadi milikku!" ujar Ragini.
Ragini menoleh ke arah Laks. "Jika kau memang mencintai Swara, marilah bekerja sama untuk memisahkan mereka berdua. Tujuan kita tetap sama, mengejar apa yang seharusnya menjadi milik kita!"
Laks menghela nafasnya. Dia masih tidak percaya dengan kabar itu. Bahkan sekalipun ia tidak pernah memikirkan bahwa Swara akan menerima untuk menikah dengan Sanskar.
"Kau kira ini semudah yang kau pikirkan?! Memisahkan mereka itu sulit, Ragini. Apalagi malam ini mereka bertunangan, bagaimana caranya kita menghentikan acara itu? Rasanya sangat mustahil untuk—" ujar Laks namun terpotong dengan cepat oleh Ragini.
"Cukup! Jangan teruskan perkataanmu itu. Kau boleh berpikir ini mustahil, tapi bagi seorang Ragini di dunia ini tak ada yang mustahil. Jika kau tidak mau membantuku, baiklah. Aku akan melakukannya sendiri karena Ragini mampu melakukan apa saja!" ujar Ragini, lalu beranjak pergi dengan mengusap air matanya.
****
Swara, Aarpitha dan nenek Shobha baru saja sampai di kediaman Mehta untuk mempersiapkan acara pertunangan nanti malam. Beberapa orang sedang mendekorasi rumah yang begitu mewah. Bahkan, Keluarga mehtapun tengah memilih perhiasan yang di kirim oleh penjual perhiasan aksesoris.
"Salam." ucap Aarpitha.
"Salam."
Anjali beranjak berdiri lalu menghampiri Swara. Namun, tatapan Swara justru tertuju ke arah Ragini yang berada di tengah-tengah antara mereka. Tatapannya seperti biasa, jutek dan ketus.
Swara meminta berkata kepada Anjali.
"Semoga kau bahagia, nak."
"Aku sangat senang kalian datang lebih awal. Beberapa jam lagi acaranya akan di mulai. Jadi lebih baik kau tunggu saja di sana, di sebelahnya adalah kamarku. Itu adalah kamar kosong, atau lebih tepatnya kamar tamu, kau bisa pakai dulu kamar itu. Aku sudah menyiapkan pakaian untuk pertunanganmu nanti," ucap Anjali mengusap lembut rambut Swara.
Swara mengangguk dan tersenyum tipis. "Baiklah, ibu. Aku pergi dulu,"
"Mau ibu temani, nak?" tanya Aarpitha.
"Tidak usah, ibu. Aku sendiri saja," tolak Swara.
"Baiklah. Hati-hati, Swara." balas Aarpitha.
Swara tersenyum, lalu beranjak pergi menaiki anak tangga menuju kamar tamu yang di tunjuk oleh Anjali tadi. Terlihat Ragini tersenyum penuh kegembiraan, entah apa yang ia rencanakan kali ini.
"Mari duduk, Aarpitha, Ibu Shobha," ucap Anjali mempersilahkan ibu dan nenek Swara untuk duduk.
****

KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR CINTA
Roman d'amourSelamat membaca kisah romansa Takdir Cinta❤️ Swara seorang gadis cantik yang memiliki mimpi besar dan bekerja di sebuah perusahaan Mehta Collection. Pertemanannya dengan Lakshya mengakibatkan permusuhan antara dirinya dengan Sanskar, sang pemilik pe...