18. BUJUKAN

237 17 6
                                    

Happy Reading♡
Jangan lupa untuk vote dan coment?

~~~

Merasa sedikit tertekan akan lamaran itu, hari ini Swara tidak begitu fokus dalam pekerjaannya. Bahkan bisa dikatakan untuk hari ini dia selalu melakukan sedikit kesalahan. Ucapan Aarpitha, Munav dan Anjali terus terngiang-ngiang dalam pikirannya. Apalagi ucapan Sanskar yang beberapa kali selalu berkata kasar padanya.

Laksh yang tak sengaja melihat Swara tengah membuat sesuatu di pantry, dia langsung menghampiri gadis itu.

"Swara," panggil Laksh.

Swara menoleh. "Iya Laksh. Kau membutuhkan sesuatu?"

"Tidak. Kenapa kau ada disini? Dan kau sedang membuat apa?" kata Laksh yang malah bertanya balik pada Swara.

"Sonia menginginkan teh hangat. Karena aku merasa sedikit tidak ada kerjaan, maka dari itu aku ingin membuatkan teh hangat ini untuk Sonia," jawab Swara sedikit menjelaskan.

Laksh hanya manggut-manggut. Dia menatap Swara yang kembali mengaduk minuman segar itu. Kini ia merasakan ada hal aneh yang disembunyikan gadis itu padanya. Sejak tadi pagi, Swara terlihat murung, tidak seperti biasanya yang selalu ceria.

"Swara, kau baik-baik saja?"

Swara menoleh. "Aku baik-baik saja. Memangnya kenapa?"

"Kau terlihat sedikit aneh hari ini. Apa kau ada masalah?" kata Laksh. Membuat Swara terdiam sejenak.

"Tidak ada. Aku baik-baik saja Laksh. Memang hari ini aku suasana hati ku kurang bagus, makanya aku terlihat seperti ini," ucap Swara yang tentu saja memilih berbohong dan menyembunyikan mengenai kejadian kemarin.

"Kau tidak bohong Swara?"

"Tidak Laksh, aku tidak bohong. Yasudah, aku harus memberikan minuman ini pada Sonia. Pasti dia sudah menunggu ku," ucap Swara. Lalu beranjak pergi dengan membawa nampan yang terdapat diatasnya segelas minuman segar sesuai keinginan Sonia.

Entah kenapa aku merasa jika Swara menyembunyikan sesuatu dari ku. Tidak mungkin jika suasana hatinya tidak bagus begitu saja. Pasti ada alasan dan apapun itu alasannya, aku harus mengetahuinya, ucap Laksh dalam hati seraya menatap punggung Swara yang semakin menjauh.

Laksh beranjak pergi menyusul Swara. Tetapi dia memilih berbincang-bincang dengan photografer. Sesekali ia mencuri pandangan ke arah Swara yang terlihat tengah mengobrol dengan Sonia di sudut sana.

"Wah, Swara. Teh hangat ini rasanya sangat pas bagiku. Tidak terlalu manis dan tidak terlalu pahit. Jika seseorang sudah mencoba teh buatan mu, maka orang itu akan tau ciri khas dari teh buatan mu," ucap Sonia setelah meneguk sedikit teh hangat buatan Swara.

Swara tersenyum. "Kau ini bisa saja Sonia."

"Aku serius Swara. Teh buatan mu ini sangat luar biasa. Pasti kau membuatnya dengan penuh cinta kan?" kata Sonia. Membuat Swara semakin tersenyum.

Senyuman Swara perlahan memudar. Dia kembali terdiam dan larut dalam lamunan. Gadis itu kembali memikirkan mengenai lamaran itu. Sonia yang melihatnya, dia ikut terdiam dan menaruh secangkir teh hangat buatan Swara di atas meja.

"Swara, kau baik-baik saja?"

Swara sadar dari lamunannya. Dia menoleh dan mengangguk sambil menjawab, "Aku baik-baik saja Sonia."

"Kau yakin kau baik-baik saja?"

"Iya aku yakin."

"Baiklah."

TAKDIR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang