Happy Reading♡
Jangan lupa untuk vote dan coment!~~~
"Aww... Sakit, sakit!" Swara meringis kesakitan saat kakinya di pijat oleh seorang wanita paruh baya yang berprofesi sebagai tukang pijat.
"Sanskar, duduklah di samping Swara. Kasihan dia," ucap Sugna, yang kebetulan berada disana. Bukan hanya Sugna tapi disana juga ada Anjali, nenek Kalyani, Laks dan Ragini. Sementara Munav dan Ratan mereka sibuk bekerja.
"Tapi ibu..."
"Sanskar..."
"Cepat Sanskar. Swara sedang membutuhkanmu," ujar nenek Kalyani.
Sanskar menghela nafasnya. Dia langsung duduk di tepi tempat tidur-tepatnya di samping Swara yang tengah meringis kesakitan.
"Bertahanlah. Sedikit lagi kau akan sembuh," ucap wanita tukang pijat itu.
Swara hanya mengangguk ragu. Dia benar-benar takut karena saat kakinya di sentuh terasa sangat sakit. Apalagi jika sampai di tekan. Wanita tukang pijat itu mengelus kaki Swara agar tidak merasa tegang dan takut.
"Tolong tahan," Wanita itu langsung memegang kaki Swara lalu membelokkannya dengan kuat. Membuat Swara mengerang kesakitan.
"Aaaaaa!!!" Swara refleks memeluk tangan Sanskar dan memejamkan sepasang matanya. Membuat Sanskar sedikit terkejut dan menoleh ke arah Swara yang benar-benar ketakutan.
"Sekarang kau boleh menggerakkan kakimu," ucap wanita tukang pijat itu.
Swara membuka matanya. Dengan perlahan-lahan ia menggerakkan kakinya-memastikan bahwa dia tidak merasakan sakit lagi dan memang benar ia sudah sembuh bahkan kakinya bisa bergerak bebas. "Kakiku sudah bisa di gerakkan."
Swara melepaskan pelukannya pada tangan Sanskar lalu beranjak berdiri. Sanskar juga beranjak berdiri dan sedikit lega karena gadis itu bisa berjalan seperti semula.
Swara begitu senang bahkan sesekali ia meloncat-loncat kegirangan.
"Hati-hati, Swara. Kakimu baru saja sembuh," ucap Anjali.
Swara memeluk Anjali sebentar. "Ibu, aku sudah bisa berdiri, berjalan bahkan meloncat sekalipun."
"Ibu sangat senang," balas Anjali.
Swara berbalik badan ke arah Sanskar. "Sanskar kakiku sudah seperti semula." Tanpa di sangka, Swara refleks memeluk Sanskar dengan erat karena merasa sangat senang. Bahkan membuat orang yang berada disana sedikit terkejut. Apalagi Ragini dan Laks yang raut wajah berubah menjadi masam.
"Aku sangat senang sekali, Sanskar." ucap Swara yang masih memeluk Sanskar sambil tersenyum senang. Entah kenapa Swara sangat nyaman bahkan sampai tidak tersadar, siapa yang kini ia peluk?
Sanskar masih terkejut. Dia bingung, apa harus ia membalas pelukan Swara? Perlahan-lahan tangan Sanskar bergerak-berniat untuk membalas pelukan Swara. Namun, saat Sanskar ingin membalasnya, Swara lebih dulu tersadar dan langsung melepaskan pelukannya.
Swara menjadi malu sekaligus canggung. Apalagi ibu mertua nya masih berada disana. "Em... maaf."
"Swara mau ibu ambilkan sesuatu?" tanya Anjali.
Swara menggeleng cepat. "Tidak usah, ibu. Jika aku ingin menginginkan sesuatu, aku akan ambil sendiri. Apalagi kakiku sudah baik-baik saja."
Anjali mengelus lembut rambut Swara. "Baiklah."
"Swara,"
Pandangan Swara beralih ke arah pintu kamar setelah mendengar seseorang memanggilnya. Senyum Swara bertambah mengembang setelah melihat Aarpitha datang bersama Nenek Shobha dan Aarti.

KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR CINTA
Roman d'amourSelamat membaca kisah romansa Takdir Cinta❤️ Swara seorang gadis cantik yang memiliki mimpi besar dan bekerja di sebuah perusahaan Mehta Collection. Pertemanannya dengan Lakshya mengakibatkan permusuhan antara dirinya dengan Sanskar, sang pemilik pe...