42. SWASAN TERSESAT?

238 23 6
                                    

Happy Reading♡
Jangan lupa untuk vote dan coment!

~~~

"Laksh!"

"Laksh!" Ragini memanggil Laksh sambil berjalan dibelakang Laki-laki itu. Langkah kaki Laksh terlihat begitu cepat sehingga Ragini terpaksa harus sedikit berlari. "Laksh aku ingin berbicara kepadamu."

Laksh menghentikan langkah kakinya. "Apa yang ingin kau bicarakan lagi?"

"Kau yakin ingin memberitahu semua orang?" tanya Ragini.

"Ya, aku ingin memberitahunya. Aku tidak ingin terlibat lagi dengan urusanmu. Lebih baik lagi aku akhiri sandiwara ini. Aku tidak mencintai Swara lalu untuk apa aku masih mempertahankan kebohongan ini?" ujar Laksh.

"Aku mohon jangan lakukan itu. Aku janji aku tidak akan melakukan apapun lagi kepada Swara. Aku akan melupakan Sanskar. Kali ini aku mencintaimu, Laksh. Jadi aku mohon biarkan aku bersamamu," ucap Ragini memandang wajah Laksh.

"Aku tidak peduli mau kau mencintaiku atau tidak. Aku tau semua wajah yang kau perlihatkan. Gadis seperti mu itu bermuka dua dan jujur saja aku sangat tidak suka bila kau masih tinggal disini!" ujar Laksh, lalu masuk kedalam mobil.

Laksh menjalankan mobilnya. Membuat Ragini mengetuk pintu itu. "Laksh! Laksh dengarkan aku!"

Namun sayangnya mobil itu telah pergi jauh. Membuat Ragini sangat kesal dan ia mengepalkan kedua tangannya. "Jika Laksh sampai memberitau semua orang tentang pernikahan palsu ini. Aku yakin semua rencanaku akan berakhir sia-sia."

"Aku harus membuat taktik agar Laksh mengurungkan niatnya itu," ucap Ragini, lalu masuk kembali kedalam rumah.

******

Sanskar dan Swara masuk kedalam mobil. Pagi ini Sanskar harus pergi bersama Swara. Para karyawan selalu menanyakan dan meminta Sanskar agar mengajak Swara untuk datang. Mau tidak mau Sanskar terpaksa mengajak Swara. Ia tidak ingin dipertanyakan hal itu lagi.

Di dalam mobil mereka berdua hanya terdiam dan ada hanya keheningan yang mengiringi perjalanan mereka. Swara menyenderkan kepalanya di kursi jok sambil menoleh ke arah jendela. Sementara Sanskar, dia hanya fokus menyetir. Meski sesekali menoleh ke arah Swara.

Tumben sekali Swara tidak banyak bicara. Apa dia merasa bosan? — batin Sanskar.

"Kau ingin mendengarkan lagu?" tanya Sanskar, memulai perbincangan.

Swara menoleh. "Terserah kau saja."

"Baiklah." Sanskar memutuskan untuk menyalakan musik agar tidak terlalu hening. Bila terus hening itu membuat mereka tambah merasa canggung.

Lagu pertama yang terdengar adalah sebuah lagu romantis, Dil sambh ja zara. Lagu itu membuat keduanya semakin terdiam. Setiap lirik lagu itu seolah-olah membuat atmosfer berubah. Jantung Swara ataupun Sanskar berdegup kencang. Sesekali Swara dan Sanskar saling menoleh satu sama lain, meski hanya sekilas.

Swara langsung mematikan lagu itu. Tidak ingin membuat suasana semakin canggung. "Aku sedang tidak ingin mendengarkan lagu."

"Tidak apa-apa," balas Sanskar terdengar santai.

Tak berselang lama, mobil yang dikendarai kedua sepasang suami istri itu tiba-tiba berhenti di tepi area yang jarang dilewati kendaraan.

TAKDIR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang