15. ANCAMAN

410 15 2
                                    

Happy Reading♡
Jangan lupa untuk vote dan coment!

~~~

Saat ini Swara baru saja sampai di depan rumahnya yang di antar oleh Laksh. Wajah sampai tubuhnya masih tetap sama yang di penuhi oleh warna merah atas kejadian di kuil tadi. Sejujurnya Swara malah membersihkan wajah beserta rambutnya di tempat lain, maka dari itu sampai sekarang dia masih terlihat sama.

"Terimakasih, Laksh. Kau telah mau mengantarkan aku pulang," kata Swara menatap pria yang hanya duduk di dalam mobil.

"Sama-sama Swara."

"Kau mau masuk dulu?"

"Tidak. Aku harus buru-buru pergi. Ada urusan yang harus aku selesaikan. Tidak apa-apa kan?" kata Laksh menolak ketika Swara menawarkan, apa dia ingin masuk ke rumahnya atau tidak?

"Baiklah tidak apa-apa."

"Sampaikan salam ku untuk nenek dan juga bibi."

"Tentu."

"Yasudah aku pergi dulu. Sampai jumpa."

"Sampai jumpa Laksh."

Kaca mobil Laksh kembali tertutup. Mobil itu perlahan bergerak dan pergi dari pekarangan rumah Swara. Setelah memastikan jika mobil Laksh benar-benar telah pergi, gadis itu langsung bergegas masuk ke dalam rumahnya.

Swara melihat neneknya tengah surat kabar dengan menggunakan kaca mata minusnya. Dia tersenyum. Tanpa menyapa neneknya sama sekali, Swara beranjak pergi secara mengendap-endap untuk masuk ke dalam kamarnya. Gadis itu tidak ingin nenek Shobha maupun Aarpitha mengetahui apabila ia kembali dalam keadaan seperti itu. Tetapi tiba-tiba ia terpergok oleh nenek Shobha yang menyadari jika cucu perempuannya telah kembali dari kuil.

"Swara, kau sudah pulang?" tanya nenek Shobha sembari melepaskan kaca mata nya itu. Lalu menyimpannya di atas meja bersamaan dengan surat kabar.

Nenek Shobha beranjak bangun dan menghampiri cucu perempuannya itu. Dia sedikit terkejut sekaligus heran dengan kondisi Swara yang di penuhi warna merah.

"Swara ada apa dengan mu nak? Kenapa kau di penuhi warna? Sedangkan hari holi saja masih lama," tanya nenek Shobha.

Swara terdiam. Dia merasa bingung untuk menjelaskan apa yang terjadi kuil tadi. Aarpitha datang ketika ia mendengar bahwa putrinya telah kembali. Dia juga terlihat terkejut melihat penampilan Swara.

"Ya ampun Swara. Apa yang terjadi pada mu? Kenapa wajah, rambut hingga baju ku penuh warna. Apa kau baru saja bermain warna bersama Laksh?" tanya Aarpitha.

"Tidak ibu. Aku tidak bermain bersama Laksh."

"Lalu bagaimana ini bisa terjadi?" tanya nenek Shobha.

"Tadi di kuil pak pendeta menyuruh ku untuk menyimpan warna. Tetapi ketika aku berjalan sambil membawa piring berisi warna, tiba-tiba aku menginjak batu dan nyaris terjatuh sehingga aku melemparkan warna itu ke atas. Untung saja ada seseorang yang menolong ku jadi aku baik-baik saja dan tidak terjatuh," ucap Swara menjelaskan mengenai yang terjadi di kuil tadi.

"Yasudah, lebih baik sekarang kau bersih-bersih lalu makan," kata Aarpitha.

Swara mengangguk. Baru saja dia ingin beranjak pergi dari sana, tiba-tiba nenek Shobha langsung mencegahnya ketika dia merasa ada yang aneh pada cucunya.

TAKDIR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang