34. KETAKUTAN SANSKAR

244 21 6
                                    

Happy Reading❤️

~~~~

Swara merapihkan tempat tidur bahkan ia sudah menyiapkan selimut dan bantal untuk Sanskar tidur di sofa. Meski ada perasaan tidak enak pada diri Swara, tapi bagaimana lagi? Sanskar pun juga menginginkan bahwa dia akan selalu tidur di sofa dan tidak ingin tidur satu ranjang bersama Swara.

Sanskar baru saja masuk ke dalam kamar dan melihat Swara tengah beres-beres. Suasana berubah ketika keduanya bertemu, merasa canggung dan hening.

"Aku sudah siapkan selimut dan bantal untukmu. Jadi kau tidak perlu lagi mengambilnya di lemari," ucap Swara tanpa menoleh.

"Terimakasih," balas Sanskar dengan singkat.

Swara berbaring dengan menghadap ke arah kanan-membelakangi sofa, tempat tidur Sanskar. Sementara Sanskar, dia mengangkat selimut yang di taruh di atas sofa. Betapa kagetnya ia ketika melihat sesuatu yang bergerak di atas sofa. Membuat dia langsung beranjak naik ke atas kasur.

"Swara, apa kau sudah tidur?" tanya Sanskar yang terlihat ketakutan.

Swara yang menyadari bahwa Sanskar naik ke atas tempat tidurnya, ia langsung beranjak bangun dan duduk. "Sanskar? Kenapa kau kemari? Ada apa?"

Sanskar langsung menutupi dirinya dengan selimut milik Swara, bahkan ia sampai memeluk gadis itu seperti tengah ketakutan. Membuat Swara sangat terkejut, tidak biasanya Sanskar melakukan ini.

"Kau ini kenapa?" tanya Swara.

Sanskar menarik selimut itu sampai menutupi keduanya, seperti tengah bersembunyi di dalam selimut. "Ada apa, Sanskar?"

"Shutt!" Sanskar menempelkan jari telunjuknya di bibir Swara, membuat Swara bertambah kaget. Bahkan jantungnya berdetak tidak karuan.

"Disana ada-" Sanskar yang ingin berbicara, sontak terhenti ketika ia menatap Swara yang nampak kaget karena jarinya menempel pada bibirnya.

Swara dan Sanskar saling bertatap cukup lama. Entah kenapa rasa canggung yang selalu mereka rasakan berubah seketika, seolah-olah mereka terbiasa seperti ini. Rasa canggung telah hilang, tapi detak jantung mereka yang semakin berdetak dengan cepat.

Sanskar menarik tangannya lalu memalingkan wajahnya. "Maaf."

"Em... tidak apa-apa. Kau kenapa? Apa jangan-jangan ada pencuri? Dimana pencurinya? Dimana?" balas Swara, mengada-ada.

"Bukan pencuri! Tapi itu... Em..." Sanskar terlihat nampak ragu untuk mengatakan kepada Swara.

Swara sudah tak sabar ingin mendengar apa yang akan dikatakan Sanskar. "Em apa? Cepat katakan!"

Bagaimana caranya aku mengatakan? Dia pasti akan mentertawai diriku. - batin Sanskar.

"Cepat katakan! Baiklah jika kau tidak mau katakan. Biar aku sendiri yang akan mencari tau dan lihat ada apa di luar?!" ujar Swara.

"Jangan!" Sanskar memegang tangan Swara, ketika gadis itu hendak beranjak keluar dari selimut.

"Kenapa?"

"Di atas sofa ada...."

"Ada apa?"

"Tapi kau harus janji, setelah kau dengar apa yang aku katakan, kau tidak akan tertawa. Kau janji?" ucap Sanskar mengulurkan jari kelingkingnya.

Swara membalas dengan mengulurkan jari kelingking, pertanda bahwa ia siap berjanji. "Iya-iya, aku janji. Cepat katakan!"

"Di atas sofa ada makhluk kecil yang paling menjijikkan. Kecoa," ucap Sanskar, terdengar serius.

TAKDIR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang