19. SEPAKAT

219 19 9
                                    

Happy Reading♡
Jangan lupa untuk vote dan coment!

~~~

Laksh berpamitan pulang pada Swara dan juga nenek Shobha. Dia juga menitipkan salam untuk Aarpitha kepada Swara. Lalu dia langsung pergi dari kediaman rumah gadis yang ia sukai. Swara dan nenek Shobha beranjak masuk ke dalam rumah mereka lagi. Tetapi tak berselang lama, ada seseorang yang tiba-tiba mengetuk pintu rumahnya. Membuat Swara dan nenek Shobha saling menoleh sejenak.

"Nenek biar aku saja yang membukakan pintu," kata Swara.

Gadis itu langsung berjalan ke arah pintu dan membukakan pintu rumahnya. Dia cukup terkejut saat melihat bahwa yang datang tak lain adalah Anjali, Munav, Nenek Kalyani dan satu lagi seorang pria. Wajahnya sangat di kenal oleh Swara. Bahkan pandangannya lebih tertuju pada pria itu, Sanskar.

"Kalian?"

"Siapa yang datang Swara?" tanya nenek Shobha lalu beranjak bangun dan menghampiri cucunya yang berdiri di depan pintu.

"Hei, kalian yang datang? Salam," kata nenek Shobha setelah melihat kedatangan keluarga Mehta.

"Salam."

"Ayo-ayo masuk."

Anjali, Munav, nenek Kalyani dan Sanskar beranjak masuk setelah nenek Shobha mempersilahkan mereka untuk masuk ke dalam. Mereka duduk di sofa diikuti dengan nenek Shobha.

Swara maupun neneknya terlihat terkejut saat satu orang supir datang dengan menyimpan berbagai barang-barang di atas meja. Barang-barang itu seperti untuk acara pernikahan.

"Nenek aku akan panggilkan ibu," kata Swara. Lalu beranjak pergi dan masuk ke dalam kamar ibunya untuk memberitahu jika keluarga Sanskar datang.

"Kenapa kalian datang secara mendadak seperti ini?" tanya nenek Shobha.

"Ada yang harus kami bicarakan kepada mu, terutamanya pada Swara dan juga nyonya Aarpitha," jawab Anjali.

Tidak berselang lama, Swara datang dengan menuntun ibunya. Dia hanya tidak ingin Aarpitha jatuh pingsan seperti tadi. Apalagi dia sudah mengetahui keadaan ibunya sekarang. Swara bersama ibunya duduk di sofa dekat nenek Shobha.

"Nyonya Aarpitha, apa kau baik-baik saja? Kau terlihat sangat pucat hari ini," tanya Anjali saat melihat wajah Aarpitha yang menurutnya sedikit pucat.

"Tadi ibu pingsan. Makanya dia sedikit pucat," timpal Swara yang menjawab pertanyaan dari Anjali.

"Aku baik-baik saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," kata Aarpitha. Dia menoleh pada barang-barang yang ada di atas meja. "Apa ini semua nyonya, tuan?"

"Em..."

"Sebelum kami mengatakan pada intinya, aku ingin memperkenalkan dulu kepada kalian. Ini ibuku, Kalyani Singh Mehta dan ini putra ku, Sanskar. Dan ibu, Sanskar, ini nyonya Aarpitha dan ini ibunya," ucap Munav yamg mewakili dengan menjawab pertanyaan dari Aarpitha. Sebenarnya Anjali yang ingin menjawab, tetapi karena ia mengerti bahwa istrinya bingung, maka dari itu dia yang menjawab.

"Aku Kalyani, ibunya Munav dan neneknya Sanskar. Salam," kata nenek Kalyani.

Aarpitha, Swara maupun nenek Shobha menoleh. Ketiganya mengucapakan salam sebagai tanda jawaban salam dari nenek Kalyani. Pandangan Aarpitha tertuju pada Sanskar. Dia jadi ingat saat ia sekilas melihat wajah lelaki itu.

"Salam. Aku Shobha, ibunya Aarpitha dan neneknya Swara," ucap Nenek Shobha yang memperkenalkan dirinya.

Swara menatap ke arah Sanskar. Yang kebetulan laki-laki itu tengah menatapnya. Tapi ketika ia menoleh, Sanskar langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.

TAKDIR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang