21. JALAN BERSAMA

240 17 5
                                        

Happy Reading♡
Sebelum membaca mari dengarkan lagu di atas biar gak boring😅
Yang suka lagunya cung🙋

~~~

Sanskar baru saja sampai di kediaman rumahnya. Dia melihat Sugna tengah duduk bersama nenek Kalyani berdua. Membuat pria itu sedikit heran karena biasanya ia melihat bahwa ibunya, Anjali selalu ada di antara kedua wanita itu. Lalu kemana ibunya sekarang? Apa dia sedang ada di dapur?

"Ibu Sugna, nenek," panggil Sanskar menghampiri kedua wanita itu.

"Hei, cucu ku yang tampan sudah pulang? Ayo kemari. Duduklah di samping nenek. Ada yang ingin nenek bicarakan dengan mu," ucap nenek Kalyani yang terlihat begitu senang.

"Nenek, aku baru saja pulang dari kantor. Badan ku pasti bau keringat jadi aku tidak bisa duduk di samping nenek. Jika nenek mau, aku akan membersihkan tubuhku dulu lalu aku kemari lagi," jawab Sanskar.

"Sudah tidak perlu, itu akan lama. Sekarang ayo duduk disini," ujar nenek Kalyani.

Sanskar menghela nafasnya. Lalu beranjak duduk di sofa dengan menjaga jarak sedikit dari Sugna dan nenek Kalyani. Dia tidak ingin mereka mencium bau keringatnya.

"Sebelum nenek mengatakan apa yang ingin nenek katakan, aku ingin bertanya dulu pada nenek dan juga ibu Sugna. Dimana ibu? Kenapa ibu tidak ada di sini?" tanya Sanskar.

"Kak Anjali pergi bersama kak Munav ke rumahnya Swara. Mereka ingin mengirimkan pakaian dan perhiasan untuk Swara," jawab Sugna.

Sanskar terdiam. Dia terlihat biasa saja mendengar bahwa ibu dan ayahnya pergi ke rumah Swara. Karena dia tau bahwa yang paling menginginkan pernikahan itu adalah mereka. Jadi ia maklumi saja jika ibu dan ayahnya begitu antusias mempersiapkan semuanya.

"Sanskar, apa kau sudah menelpon Swara dan mengajaknya berjalan-jalan?" tanya nenek Kalyani pada Sanskar. Tentu saja dia tidak melupakan hal sepenting itu.

"Iya nenek, aku sudah mengajaknya," jawab Sanskar.

"Lalu? Apa Swara mau?"

"Aku tidak tau."

"Hei, bagaimana bisa kau tidak tau? Kau yang mengajaknya dan pasti Swara mengatakan sesuatu pada mu, kan?" tanya Sugna yang ikut menimpali.

"Dia sempat menolak tapi tadi aku memaksa dan langsung menutup telpon. Lalu aku tidak tau jawabannya apa? Entah dia berubah pikiran atau tidak, aku tidak tau," jawab Sanskar.

"Dasar kau ini! Oh iya, nenek ingin memberitahukan mu bahwa kami sudah menemukan tanggal baik untuk melangsungkan acara pertunangan sampai acara pernikahan mu," ucap nenek Kalyani lalu memberitahu hal yang sama seperti Aarpitha yang memberitahu Swara mengenai tanggal baik.

"Iya itu benar dan kami sudah memutuskan jika kau akan bertunangan pada tanggal delapan belas," tambah Sugna. Membuat Sanskar terkejut mendengarnya.

"Apa? Tanggal delapan belas?"

"Iya, memangnya kenapa? Itu bagus kan?" tanya nenek Kalyani.

"Bagus dari mana nya nenek? Ini terlalu cepat. Apa tidak ada tanggal lain selain itu?" ujar Sanskar.

"Tidak ada. Jika kami melaksanakan acara pertunangan setelah tanggal delapan belas, itu tidaklah baik. Karena apa? Karena pernikahan mu harus dilangsungkan pada tanggal dua puluh satu, tepatnya di malam bulan purnama. Kau pikirkan saja, jika tanggal delapan belas dilangsungkan acara pertunangan, maka ritual-ritual sebelum pernikahan akan dilakukan setelah acara pertunangan," tutur nenek Kalyani sedikit menjelaskan.

TAKDIR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang