38. TUDUHAN TERHADAP SWARA

207 26 4
                                    

Happy Reading♡
Jangan lupa untuk vote dan coment!

~~~

Sanskar baru saja masuk ke dalam kamar setelah pulang bekerja. Dia melihat Swara tengah duduk disofa sambil mendengarkan lagu lewat earphone yang ia pasangkan di kedua telinganya. Bahkan Swara memejamkan matanya saat ia merasakan betapa merdunya lagu yang ia dengarkan.

Sanskar terdiam dan berdiri di dekat Swara-melihat gadis itu dengan intens. Entah kenapa Sanskar merasa bahwa Swara sangat cantik saat tersenyum-senyum dan matanya terpejam.

Sanskar menghilangkan akal gilanya itu saat nama Navita terlintas di pikirannya. Tanpa segan-segan, Sanskar menarik earphone yang Swara pakai. Membuat gadis itu langsung membuka matanya dan menoleh ke arah Sanskar.

Swara beranjak berdiri. "Kenapa kau menarik earphoneku? Apa kau sengaja ingin membalas karena waktu itu aku juga menarik earphonemu?!"

"Aku baru saja pulang, seharusnya kau menyambut ku. Bukan asik mendengarkan lagu!" ujar Sanskar, lalu beranjak pergi membuka lemari.

Swara mendekati Sanskar saat Laki-laki itu tengah memilih pakaian. "Oh, jadi kau sekarang sudah menerima pernikahan ini, begitu? Terlihat sekali kau berharap aku menyambutmu seperti istri pada umumnya."

Sanskar menutup pintu lemari lalu menoleh ke arah Swara. "Kau mengatakan apa barusan? Aku menerima pernikahan ini? Itu hanya mimpi!"

"Hahaha, kau benar. Mana mungkin Laki-laki sepertimu bisa menerima pernikahan ini. Jangankan untuk menerima pernikahan, menerima kehadiranku saja kau masih keberatan!" ujar Swara menatap serius sepasang mata Sanskar.

Sanskar terdiam. Ucapan Swara mampu membuat Sanskar jadi bungkam. Memang benar apa yang dikatakan Swara, Sanskar masih belum bisa sepenuhnya menerima kehadiran Swara.

"Aku tidak ingin mendengar ocehan mu lagi. Aku sedang malas berdebat!" balas Sanskar lalu beranjak pergi ke arah kamar mandi. Membuat Swara mengikutinya lagi.

"Malas berdebat atau kau memang tidak pandai berdebat?!" tanya Swara, membuat Sanskar berhenti berjalan tepat di depan pintu. Bahkan Swara sampai menubruk punggung laki-laki itu.

"Aww!!" Swara memegang dahinya yang sedikit terasa sakit. Sementara, Sanskar berbalik badan-menatap gadis itu.

"Ternyata memang benar, kau ini suka sekali membuat masalah. Saat aku pulang bekerja kau malah mengoceh seolah-olah kau tidak ingin aku pulang! Meski aku belum bisa menerima dirimu dan pernikahan ini, setidaknya aku masih bisa menerima kau tinggal di rumah dan tidur di kamarku!" ujar Sanskar, lalu membuka knop pintu kamar mandi.

"Tunggu!"

"Apa lagi?"

"Kau mau apa?"

"Kau tidak lihat? Aku ingin mandi, Swara. Kau mau ikut?" ujar Sanskar.

Swara menggeleng cepat. "Ti-tidak. Yasudah sana. Tapi setelah kau mandi, kau harus menjelaskan kepadaku tentang kejadian kemarin."

Sanskar menatap Swara. Dia jadi teringat bahwa Swara menjadi seorang yang pelupa. Tak menunggu lama, Sanskar langsung masuk ke dalam kamar mandi dan menutup pintunya, tanpa menjawab ucapan Swara.

TAKDIR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang