60. TERBEBAS

207 20 5
                                    

Happy Reading♡
Jangan lupa untuk vote dan coment!

~~~

"Aku sangat senang bisa bertemu denganmu lagi, Laksh. Em... Setelah kejadian kemarin, malamnya aku tidak bisa tidur. Aku masih heran kenapa Swara begitu kasar dan berubah begitu cepat?" ucap Aarti pada Laksh. Keduanya duduk di sebuah cafe tak jauh dari rumah sakit, tempat Aarti bertugas.

"Akupun tidak mengerti, Aarti. Tadi pagi Swara kembali melakukan hal seperti kemarin. Dia mengeluarkan kata-kata yang seharusnya tidak dia diucapkan bahkan dia menyuruh semua orang untuk menyiapkan makanan untuknya. Entah apa yang terjadi pada Swara hari-hari ini," balas Laksh.

"Apa? Swara melakukan semua itu? Tidak, itu tidak mungkin. Aku sangat mengenal Swara dan dia tidak mungkin melakukan semua itu," ujar Aarti merasa terkejut atas apa yang dikatakan Laksh.

"Tapi itu kenyataannya, Aarti."

"Sulit dipercaya jika Swara benar-benar melakukan hal tidak sopan seperti itu," ucap Aarti masih tak percaya

"Aku merasa ada hal aneh pada Swara. Terkadang dia bersikap baik dan terkadang juga dia bersikap aneh. Apa kau tau? Setelah dia pulang dari kuil, sikapnya langsung berubah. Sebelum dia pergi, dia baik-baik saja tapi setelah..." ucap Laksh yang mulai curiga.

"Maksudmu Swara mempunyai kepribadian ganda begitu?"

"Tidak Aarti, maksudku—"

"Laksh?!" Pandangan Laksh dan juga Aarti teralihkan saat seseorang memanggil nama Laksh. Siapa lagi jika bukan Ragini? Gadis itu tersenyum ramah lalu menghampiri Laksh dan Aarti.

"Hai," sapa Ragini. "Em... Apa aku boleh ikut bergabung?"

Laksh merasa bingung, apa harus ia mengizinkan Ragini duduk dan bergabung bersamanya? Sesaat Laksh menoleh pada Aarti yang memasang wajah kesal. Laksh mengerti, Aarti merasa terganggu atas kehadiran Ragini.

"Em... Ya kau boleh bergabung," ucap Laksh membuat Aarti refleks menoleh padanya.

"Terimakasih." Ragini langsung duduk bersama Aarti dan juga Laksh. "Apa yang kalian bicarakan tadi? Apa kalian sedang membahas soal sikap Swara?"

"Kenapa kau tau? Apa kau menguping pembicaraan kami?" tanya Aarti pada Ragini.

"Tidak Aarti. Aku hanya berpikir jika kalian bertemu untuk membicarakan hal itu," balas Ragini lalu memegang tangan Laksh yang berada di atas meja. "Laksh, kau tenang saja. Aku yakin ada alasan di balik sikap Swara yang sangat aneh itu. Aku tau kau pasti kecewa juga pada Swara tapi kita harus bertanya pada Swara, kenapa dia melakukan hal itu?"

Aarti membulatkan matanya saat melihat Ragini memegang tangan Laksh. Ia juga bisa melihat tatapan Ragini pada Laksh yang penuh dengan cinta. Apa-apaan ini? Kenapa nenek sihir ini datang disaat aku ingin mengambil hati Laksh?

Laksh menarik tangannya yang dipegang oleh Ragini. "Kenapa kau bersikap seperti ini? Kau ingin menjebakku lagi seperti dulu? Tidak akan bisa, Ragini. Karena aku tau dibalik sikap baikmu ada niat tertentu yang ingin kau capai, benar bukan?"

Ragini tertegun dengan ucapan Laksh. Tapi jauh dari yang Laksh pikir, Ragini benar-benar tulus mendekatinya bukan karena ada niat tertentu. "Jika itu yang kau pikirkan tentang diriku, kau salah besar. Tapi tenang saja, semua ucapanmu itu tidak aku masukan ke hati. Mempercayaiku memang sulit kau lakukan, Laksh. Kejahatan yang pernah aku lakukan tidak akan bisa membuat hatimu luluh seperti sebelumnya."

******

Madhuri baru saja sampai di rumahnya, Sonagachi untuk menemui ibunya. Tanpa ragu, ia langsung masuk ke dalam kamar  ibunya, Netra. Ia melihat ibunya tengah memasukan beberapa uang ke dalam loker lalu menguncinya.

TAKDIR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang