11. RALIN NEKAT

2.2K 199 177
                                    

Sebelum baca, mari vote dulu biar nggak lupa 👌

Siapa nih yang nunggu update? Masih ada nyawa?

Karena target komentar udah memenuhi target aku, bahkan lebih. Jadi sekarang aku update!

Siapa yang seneng?

Bakal ada target lagi entar, jadi biar nggak keteteran. Saran dari aku kalian komentar di setiap paragraf ya! Biar targetnya cepet terpenuhi!

Udah panjang, langsung aja ya scroll ke bawah

HAPPY READING 💓

* * *

11. Ralin Nekat

Bel tanda berakhirnya pelajaran hari ini sudah berbunyi dengan nyaring, menandakan jika semua siswa siswi SMA STAR ONE boleh pulang ke rumah masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bel tanda berakhirnya pelajaran hari ini sudah berbunyi dengan nyaring, menandakan jika semua siswa siswi SMA STAR ONE boleh pulang ke rumah masing-masing. Ragas, yang tidak sabar untuk pulang, sudah bersiap-siap menggendong tasnya. Ia harus pulang cepat sebelum ada yang melihatnya, terutama Ralin. Ragas harus pergi secepat mungkin, karena jika tidak segera minggat, ia akan membersihkan toilet guru seperti apa yang Ralin sampaikan dari mulut Bu Mumun.

Bodo amat perihal syarat yang kata Ralin ia harus membersihkan toilet guru. Ragas mencoba tidak peduli. Lagipula Bu Mumun kan tidak tahu, ngapain juga Ragas harus repot-repot. Betul, kan?

"Gugup amat perasaan, santai aja kali, ayam goyeng di rumah lo masih sisa, belum di embat kucing," sindir Elang sambil menatap Ragas yang bertingkah gusar. Ragas yang sudah hendak keluar dari dalam kelas, lantas menoleh dengan raut wajah suram.

"Mulut lo mau gue sumpal?" Ragas berkata sinis.

Elang memperbaiki posisi duduknya, lantas ia menatap Ragas dengan bibir yang sudah mencebik. "Sumpal pakai apa dulu nih? Goyengan bakwan atau mie goyeng cap kaki tiga?"

Ragas mendengus kasar. "Serah lo, gue pergi dulu!" ucapnya cepat, kemudian tanpa berniat mendengar respons dari bibir Elang, Ragas sudah berjalan cepat. Intinya ia harus segera keluar dari area sekolah sebelum ketangkap basah oleh Ralin.

Kepergian Ragas langsung mengundang kebingungan para sohibnya. Terutama Elang yang sama sekali tidak mengerti dengan tingkat Ragas. Tidak biasanya Ragas malah pengin pulang cepat, padahal jika hari-hari biasanya, cowok urakan itu selalu meminta para sahabatnya untuk nongkrong terlebih dahulu.

"Itu Ragas kenapa?" tanya Saka sambil menatap ke pintu kelas, di mana Ragas baru saja menghilang di sana.

Mengendikkan bahu, Nolan menjawab cepat. "Nggak tahu, tumben banget buru-buru," ujarnya.

Elang tiba-tiba menyeletuk. "Sejak kemarin Ragas kelupaan belum ngasih makan tikus, jadi sekarang pulang cepet," ucapnya ngawur, seperti biasa.

"Lagi nggak becanda oncom!" Ucapan Elang yang jarang sekali serius membuat Saka kesal dan tidak tahan untuk memberikan Elang pukulan menggunakan LKS yang digulung.

How to Burn the Bad Boy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang