15. ETIKA NGGAK DIPAKAI?

1.7K 181 293
                                    

Walaupun targetnya belum terpenuhi, tapi aku mau baik hati dan Update wkwk. Bilang makasih dong biar author seneng hehe ...

Seperti biasa dong harus absen dulu

1. Komentar masuk di sini yang udah mulai baca 👉👉

2. Zodiak kamu apa?

3. Kamu lahir ditahun berapa?

SPAM KOMENTAR YA JANGAN LUPA. DISETIAP PARAGRAF JUGA KOMENTAR BIAR AKU SEMANGAT BUAT NGETIKNYA 😊

HAPPY READING SEMUANYA 💓

HAPPY READING SEMUANYA 💓

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

15. Etika nggak dipakai?

Ragas keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit pinggang sampai batas lututnya. Cowok itu kemudian berhenti dan berdiri di sebuah cermin lemari. Ia memperhatikan lekuk tubuhnya yang menurutnya sangat bagus dan enak dipandang. Tersenyum hingga lesung pipitnya tercetak jelas, Ragas kemudian membuka lemari dan segera memakai pakaian sebelum akhirnya cowok itu keluar dari kamar dan menuruni anak tangga.

Ragas bergabung dengan mama dan papanya yang sedang makan malam. Bukan hanya mereka saja, Dinda juga turut bergabung. Ragas menarik kursi dan segera duduk di samping adiknya.

"Kamu habis mandi Gas?" tanya Adam, Papa Ragas, sembari mengunyah nasi yang baru saja lepas landas di mulutnya.

"Iya pa, kan Ragas baru pulang, ini juga telat," jawab Ragas sembari tersenyum kecil. Cowok itu lantas mengambil piring dan mengisinya dengan nasi.

"Emang apa masalahnya kalo kamu pulang terlambat? Bukannya tiap hari emang gitu. Kamu main kan sama teman-teman kamu?" ucap Mamanya pula.

Ragas menghela napas pendek. "Ini beda masalah ma, Ragas pulang karena dihukum bersihin toilet guru," ujar Ragas menjelaskan. Agak jengkel ketika mengingat betapa tersiksanya ia sewaktu menjalankan hukuman tersebut.

Dinda kemudian menoleh ke samping. "Emangnya kak Ragas dihukum kenapa?"

Ragas berpikir sejenak, kemudian menggeleng. "Biasalah Bu Mumun kan, emang sering hukum kakak," jawabnya. Soal Ragas yang hampir saja di drop out dari sekolah, cowok itu memang tidak menceritakan masalahnya kepada keluarganya. Terutama kepada Melati—mamanya. Ragas tidak ingin orang yang melahirkan dan merawatnya dari kecil itu menaruh kecewa kepadanya.

Walaupun diluar Ragas nampak menyeramkan, namun dibalik itu semua Ragas sungguh menyayangi keluarga. Jadi, sebisa mungkin Ragas tidak ingin membuat mereka sedih karena ulahnya.

"Ah nggak mungkin guru kamu hukum kalo kamu nggak buat masalah. Pasti berantem lagi, kan?" Adam menghela napas panjang, "kamu kurangin berantem Ragas. Kamu harus bisa jaga emosi kamu, masalah nggak bakal selesai kalo kamu pakai cara kekerasan dan emosi. Bahkan masalah itu malah semakin membengkak."

How to Burn the Bad Boy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang