43. HADIAH

922 114 32
                                    

Update lagi! Alhamdulillah mood aku masih terjaga dengan baik. Jangan lupa vote, komentar, dan follow akun aku ya!

Happy Reading 💓

Acara pernikahan berlangsung tanpa ada hambatan, sama sekali tidak ada hal-hal yang Ralin inginkan, padahal sedari tadi cewek itu berdoa dalam hati agar terjadi sesuatu hingga acara tersebut bisa gagal dilaksanakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Acara pernikahan berlangsung tanpa ada hambatan, sama sekali tidak ada hal-hal yang Ralin inginkan, padahal sedari tadi cewek itu berdoa dalam hati agar terjadi sesuatu hingga acara tersebut bisa gagal dilaksanakan. Namun sayang, segala keinginannya itu tidak bisa terealisasikan. Justru semuanya berjalan lancar.

Kini, keluarga Ralin dan Ragas sedang duduk di ruang tamu sambil berbincang. Ralin melirik Ragas yang duduk tepat di sampingnya. Beberapa detik Ralin terpaku kepada wajah ganteng Ragas yang masih memakai setelan jas berwarna hitam. Namun setelah itu Ralin tergelak dan menggeleng.

Apa benar sekarang Ragas adalah suaminya?

Rasanya ini terlalu cepat terjadi, tahu-tahu saja Ralin sudah menjadi istri seorang Ragas. Dengan malas, ia mendengarkan para orang tua berceloteh, meskipun tidak paham apa yang mereka bahas, Ralin tetap bertahan pada posisinya. Belum lagi ia masih malu kepada orang tua Ragas.

"Aduh, menantuku cantik banget sih, kenapa dari tadi diam aja sayang?" ujar Melati, membuat Ralin yang sedari tadi berdiam diri lantas saja terkejut.

"Eh? Ralin nggak pa-pa kok tante," jawab Ralin ramah sembari tersenyum sopan. Ia dapat merasakan semua pasang mata mengarah kepadanya. Walaupun di ruang tamu ini hanya ada kedua orang tua Ragas dan mama papanya, tapi tetap saja Ralin merasa gugup.

"Kok manggilnya tante sih? Panggil mama dong," sahut Melati sembari tersenyum manis.

Lagi-lagi Ralin dibuat gugup, ia mengangguk canggung. "Iya ma hehe ..."

"Kalian itu memang pasangan yang serasi," ujar Adam tiba-tiba, yang langsung diangguki oleh istrinya dan kedua orang tua Ralin.

Ragas dan Ralin saling berpandangan, kemudian Ralin langsung menolehkan tatapannya. Mau membantah, tapi ia tidak enak. Mau kabur dari sini, tapi Ralin malu. Ia terjebak dalam ketidaknyamanan yang panjang ini.

Tak ada pilihan lain, Ralin pun mengangguk kecil. "Makasih om," ujar Ralin. "Eh ... Papa maksudnya."

Gelak tawa kembali terdengar memenuhi ruangan, tak terkecuali dengan Ragas yang sedari tadi diam-diam curi pandang menatap wajah cantik Ralin. Sekarang Ralin adalah istrinya, menyadari fakta tersebut, suasana hati Ragas berkali-kali lipat lebih bahagia dari sebelumnya. Setelah ini tidak ada lagi Arjun si manusia pengganggu, Ragas akan menjadi hak sepenuhnya untuk Ralin. Ia tidak akan membuat siapa pun orangnya berani menyentuh istrinya.

Karena sekarang, Ragas benar-benar memusatkan hatinya kepada Ralin. Ia sayang kepada cewek itu. Walaupun sekarang masih tidak percaya bahwa ia sudah mendapatkan Ralin, namun Ragas sekali lagi menekankan pada dirinya bahwa ini terjadi karena rencanaya. Ia berhasil melaksanakan misi waktu pergi ke ruang CCTV waktu itu bersama Elang.

How to Burn the Bad Boy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang