Nggak usah banyak omong, langsung baca aja cus ...
Happy Reading 💓
"Itu si Arjun diam-diam kok ngeselin, ya?" Saka berucap sambil menatap Ragas yang tangannya masih terkepal.
"Mukanya padahal kalem gitu lho," sambung Miko.
Elang mengangguk setuju, "nah sekarang kita tahu kan. Yang kelihatannya baik, belum tentu baik di belakang. Kita ambil contohnya saja tuh sih Nolan."
Nolan yang awalnya akan mengangguk setuju seketika saja terhenti dan membentuk matanya dengan bulatan sempurna. Ia memalingkan wajah ke samping, menatap Elang tajam. Tidak perlu berpikir dua kali untuk memberikan Elang pukulan kuat dikepalanya.
"Kenapa jadi gue sih. Harusnya Arjun bego!" maki Nolan kesal. Ia bertambah ingin menghabiskan Elang sewaktu cowok itu malah menyengir tidak tahu diri. Bukanya minta maaf, Elang justru malah diam setelah itu.
"Kalo itu beneran bekal milik lo Gas, tapi kenapa Arjun bisa tau? Bukannya lo ajak Ralin ke taman tanpa sepengetahuan Arjun, kan?" tanya Saka. Miko dan Nolan kompak mengangguk.
"Mungkin Arjun cenayang, atau mungki Arjun sebenarnya punya dua tubuh." Elang melotot lebar. "Ah bener itu pasti, Arjun yang satunya mata-matai Ragas, terus yang satunya lagi ada di kelas. Jadi sebenarnya ada dua Arjun di sini!"
PLETAK!
"Kita lagi serius anjing, lo mending pergi aja deh kalo cuma ganggu doang. Kalo nggak tau mending diem aja. Lo kira kita lagi main-main?" Nolan yang sedari tadi kesal bertambah emosi. Elang tidak pernah serius, setiap permasalahan selalu saja dianggap main-main olehnya.
Sambil mengusap kepalanya, Elang mengangguk patuh setelah menatap semuanya yang tengah menatapnya dengan sorot mata tajam. Percuma, tidak ada yang mendukung Elang di sini.
Menghela napas cukup lama, Elang pun menjawab. "Iya maafin gue yang ganteng ini. Iya gue bakal diem," ujar Elang.
"Iya tuh Gas, gimana ceritanya Arjun bisa tau?" Miko mengulang pertanyaan Saka.
Ragas yang tidak tahu menahu hanya menangkat bahu. Ia mengeluarkan napas panjang. "Gue sendiri juga nggak tahu kenapa Arjun bisa ngerti. Tapi satu yang pasti, Arjun lihat gue dan Ralin di taman. Tuh anak pasti ngumpet biar nggak ketahuan gue ataupun Ralin."
"Kenapa Ralin lebih percaya sama Arjun daripada gue?" tanya Ragas sambil menunduk sebelum akhirnya ia menoleh ketika Elang memukul bahunya cukup keras. Ragas memandangi Elang bingung.
"Jawabannya cuma satu Gas, lo itu muka-muka pendusta. Penuh dosa, jadi Ralin lebih percaya sama Arjun. Lagian Arjun kan pacarnya, nah kalo lo kan PHO," ujar Elang sambil tertawa kecil. Ia baru bisa diam ketika pelototan Ragas yang diarahkan untuknya sudah terlihat.
Elang memukul-mukul bibirnya dengan keras. "Iya Gas iya, jangan tabok gue dulu. Gue minta maaf, gue khilaf, bibir gue belum nyipok Kana soalnya hehe ..."
KAMU SEDANG MEMBACA
How to Burn the Bad Boy (END)
Teen Fiction"Arjun terus yang dipilih. Kapan lo milih gue?" tanya Ragas dengan kesak sambil menatap Ralin. "Kalo Arjun ajak lo ke kantin lagi, apa lo bakal nolak?" "Oh ya nggak mungkin gue tolak dong. Arjun ngajak gue ke kantin? Berduaan? Makan bakso? Dan gue...