23. RAGAS KESAL 2

1.4K 161 82
                                    

Halo teman-teman^^
Akhirnya cerita ini update ya, btw seneng nggak?

Absen dulu dong siapa yang hadir

1. Komentar siap di sini yang udah mulai baca!

2. Gimana keadaan kalian saat ini?

3. Ada di mana waktu baca cerita ini?

4. Dukung aku dengan komentar di setiap paragraf ya teman-teman

KALO BISA 500 KOMENTAR ATAU LEBIH YA BUAT LANJUT

KALO BISA 500 KOMENTAR ATAU LEBIH YA BUAT LANJUT

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

23. Ragas kesal 2

"Lo semua ngeselin tahu nggak?! Kenapa gue di tinggal sih?!" Ralin yang baru duduk di kantin beberapa detik langsung berkata frustasi. Ia memandangi Fika, Dara, dan Kana dengan kesal. Dan lihat? Bukannya mendengarkan, mereka malah tidak peduli. Bahkan Dara dengan lahapnya memakan bakso.

Kekesalan Ralin memuncak. "Lo semua kenapa pada diem? Gue lagi marah nih. Ngeselin banget."

"Ragas mana?" tanya Fika tiba-tiba.

"Kenapa malah tanya tuh cowok?" Ralin balas bertanya. Namun, Fika mengendikkan bahu tak acuh tanda tidak peduli, kemudian ia malah lanjut untuk makan baksonya.

Kana menyambung. "lo tadi lagi ribut sama Ragas, ya kita cari jalur aman ajalah. Lagian gue kira lo bakal ke kantin sama Ragas. Iya nggak?" Kana bertanya kepada Fika dan Dara. Dan secara kompak mereka memberikan jawaban anggukan kepala.

"Tau ah lo semua, ngeselin. Harusnya tadi bantuin gue dong."

"Gue nggak berani, sumpah! Gue takut sama Ragas. Apalagi lo yang sering kena tampar, bayangin aja gue udah tahu sakitnya kayak apa." Fika bergidik ngeri.

"Lho Ralin? Ke mana Ragasnya? Nggak jadi ajak lo ke kantin?" tanya Dara.

"Ragas? Dia pergi. Ya bagus banget, gue jadi bisa nyusul kalian ke sini."

Dara menggeleng tidak setuju. "Ralin kenapa bego banget sih! Diajak Ragas kenapa lo nggak mau?"

Ralin langsung tertawa. "Setelah gue ditampar sana sini, terus gue mau aja gitu? NGGAK AKAN!"

"Tapi Ragas kan cogan," balas Dara lagi.

"Bodo amat, gue nggak peduli. Emangnya Ragas siapa? Nyebelin banget ngatur-ngatur gue." Ralin mendengus sebal memikirkan tingkah Ragas. Cowok itu memang egois, maunya menang sendiri. Dan Ralin tidak akan membiarkan itu terjadi.

Entah kenapa jantung Ralin langsung berpacu keras ketika mengingat ucapan Ragas sebelum cowok itu pergi dengan membawa segumpal kekecewaan. Cowok itu membuat Ralin bingung. Ini bagian yang semuanya bikin rumit. Ralin tidak bisa berpikir jernih ketikan Ragas mengatakan bahwa ia cemburu. Ha? Cemburu? Sama Arjun gitu? Ralin mendesah panjang dan memilih menggeleng.

How to Burn the Bad Boy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang