24. KESEMPATAN

1.5K 165 82
                                    

Alhamdulillah bisa update lagi karena komentarnya udah memenuhi target, makasih ya yang udah ikut berpartisipasi. Yang belum aku tunggu, perlihatkanlah dirimu wahai para sider :(

1. Siapa aja nih yang usah siap baca cung?

2. Btw kangen nggak sama cerita ini?

3. Komentar satu emot waktu lihat cerita ini Update dong

4. Jangan lupa komentar di setiap paragraf ya biar seru :)

5. Kalian jaga kesehatan terus ya 💓

 Kalian jaga kesehatan terus ya 💓

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING SEMUANYA❤

24. KESEMPATAN

Rapat OSIS kali ini masih membahas perihal yang sama, yaitu acara Gelar Karya Siswa yang akan diadakan tiga hari lagi. Segala persiapan sudah siap, Arjun dan anggotanya sudah merancang semuanya dengan sangat mantap. Dan ia yakin, acara ini akan berjalan sukses. Semoga saja.

Ralin masih berada di kursi walaupun semua anggota sudah membubarkan diri. Cewek itu terus memusatkan perhatiannya ke arah Arjun, yang sekarang tengah mengumpulkan berkas-berkas. Ralin menunggu cowok itu menatapnya dan kemudian mengajaknya mengobrol.

Dan tidak lama kemudian, setelah menyusun tumpukan berkas di meja. Arjun menoleh dan menatap Ralin. Ia tersenyum manis, senyuman yang jarang cowok itu perlihatkan.

"Ralin, maaf sebelumnya. Hari ini gue nggak jadi ajak lo pergi, gue disuruh nyokap pulang cepet karena nenek lagi sakit. Mama mau pergi ke acara pesta pernikahan temannya, nenek di rumah sendirian soalnya," ujar Arjun panjang lebar. Ia sebenarnya tidak mau membuat Ralin kecewa, tapi karena tidak punya pilihan lain, dan ia tidak berani membantah ucapan mamanya, alhasil meminta maaf adalah jalur teraman.

Ralin tersenyun seraya bangkit dari duduknya. "Oh kalo gitu nggak pa-pa. Gue ngerti kok, santai aja sama gue Jun. Semoga nenek lo cepet sembuh ya!"

"Iya, makasih Lin, sekali lagi gue minta maaf," ucap Arjun menyesal. Tadinya ia hendak mengajak Ralin pergi jalan-jalan sepulang dari rapat OSIS. Berhubung keadaan tidak memungkinkan, Arjun pun terpaksa membatalkan acara tersebut.

"Nggak usah minta maaf Jun. Santai aja kali sama gue," ujar Ralin sembari terkekeh. "Kalo gitu gue pamit pulang dulu, ya!"

Arjun mengangguk. "Iya, hati-hati di jalan Lin. Langit mendung, pasti nggak lama lagi hujan. Lo bawa mantel, kan?"

"Iya kayaknya mau hujan. Gue nggak pernah bawa mantel sih hehe ..."

"Mau pinjem punya gue? Buat jaga-jaga aja kalo semisal hujan sebelum lo nyampe rumah," tawar Arjun tulus.

"Eh nggak usah Jun. Buat lo aja, gue mah udah biasa. Gue pergi dulu kalo gitu, sampai ketemu besok Jun. Dadah ..."

Arjun mengangguk dan tersenyum. Ia menghela napas pendek setelah tubuh Ralin menghilang dibalik pintu. "Ralin, plis terima cinta gue. Gue sayang banget sama lo. Gue harap jawaban lo nanti nggak bikin gue sakit hati." Arjun bergumam lirih.

How to Burn the Bad Boy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang