Yeah update lagi💓
1. Komentar masuk di sini yang udah mulai baca 👉👉
2. Kamu lagi suka dengerin lagu apa?
3. Kamu lahir ditahun berapa?
SPAM KOMENTAR YA JANGAN LUPA. DISETIAP PARAGRAF JUGA KOMENTAR BIAR AKU SEMANGAT BUAT NGETIKNYA 😊
HAPPY READING SEMUANYA 💓
Sial sial sial.
Intinya Ralin merasa sangat sial hari ini. Kenapa ia harus pulang bareng Ragas? Dan kenapa pula dirinya mau? Itulah bagian yang membuat Ralin melongo dan tidak tahu dengan dirinya. Tapi, jika ia menolak pulang bareng Ragas. Ralin juga tidak tahu mau naik apa untuk sampai di rumahnya.
Arjun sudah pergi karena buru-buru untuk menjaga neneknya di rumah. Lagipula sebentar lagi hujan akan turun. Dan Ralin memilih melempar rasa gengsinya jauh-jauh. Ia pun setuju pulang bersama cowok itu, membuat senyuman Ragas bertambah merekah. Melihat Ragas tersenyum seperti itu menyebabkan jantung Ralin bergetar. Ragas terlalu menyeramkan jika sudah marah dan melibatkan emosi. Tapi kenapa cowok itu terlihat ganteng waktu tersenyum?
Ish, Ralin benci pemikiran ini. Ia tidak boleh suka Ragas. Mengingat jika betapa kejamnya cowok itu kepadanya.
Harapan Ralin sekarang adalah bisa cepat sampai rumah agar ia jauh-jauh dari Ragas secepat mungkin. Tapi, lagi-lagi keinginannya itu seolah tidak diijinkan oleh alam semesta. Ralin harus terjebak hujan bersama Ragas di halte depan sekolah. Sumpah, Ralin tidak bisa berhenti untuk merutuk.
Diam. Ralin merasa kesunyian yang tiada dua. Hanya suara hujan yang menghantam bumi yang kini ia dengar. Tentu saja Ralin bosan.
"Ralin," panggil Ragas lirih. Cowok itu duduk tepat di samping Ralin. Tidak ada sahutan dari Ralin, membuat Ragas mendesah dan mencoba mengulanginya lagi.
"Ralin," panggilnya ulang.
Sama sekali belum ada jawaban. Ralin bergeming dengan pandangan lurus menatap ke depan. Ragas jadi kesal sendiri. Ia pun mendekatkan bibirnya ke telinga Ralin dan berucap dengan sangat lantang.
"LO DENGERIN GUE PANGGIL NGGAK SIH?!"
Ralin terlonjak kaget dan segera menutup , telinganya dengan telapak tangan. Beberapa saat kemudian ia menoleh cepat dan memukul Ragas dengan keras.
"Lo mau bikin telinga gue budek, ha?!" omel Ralin geram.
"Lo yang bikin gue emosi. Gue panggilin dari tadi juga malah diem. Ngeselin lo," jawab Ragas membela diri.
"Kenapa?"
Ragas diam dan memalingkan wajah, bersamaan dengan keluarnya napas panjang. Cowok itu menatap ke arah depan. Membuat Ralin kebingungan sendiri. Tidak mau mengurusi hal-hal tidak penting, akhirnya Ralin memilih menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
How to Burn the Bad Boy (END)
Teen Fiction"Arjun terus yang dipilih. Kapan lo milih gue?" tanya Ragas dengan kesak sambil menatap Ralin. "Kalo Arjun ajak lo ke kantin lagi, apa lo bakal nolak?" "Oh ya nggak mungkin gue tolak dong. Arjun ngajak gue ke kantin? Berduaan? Makan bakso? Dan gue...