Bismillah ....
Aku mau berusaha biar bisa DAILY UPDATE. Beri dukungan aku terus ya. Caranya? Gampang banget. Kalian tinggal vote dan Komentar. Udah itu aja.
Chapter ini mungkin sedikit membuat kalian kesal. Tapi entahlah, langsung baca aja yuk!
Happy Reading gaes!
"RAGAS KAMPREEEET!" Dari arah ambang pintu kelas, suara cempreng Elang yang nggak ada akhlak terdengar nyaring, membuat teman kelasnya seketika saja menyumpal lubang telinga masing-masing serapat mungkin.
Banyak yang menggerutu kesal, memaki, dan menyumpah serapah kepada Elang. Tapi cowok itu malah nyengir lebar seperti biasa hingga kedua matanya terlihat garis lurus. Elang berjalan menuju bangkunya, kemudian langsung menarik tangan Ragas agar berdiri.
"Apaan nyet?"
"Tuh Jubaedah nyariin lo di depan," jawab Elang sambil bersusah payah untuk melewati Ragas dan duduk di bangkunya. Elang mendesah kecil setelah berhasil duduk, lalu ia menatap Ragas yang malah masih diam sambil menatapnya.
"Kenapa malah diem oncom?" ucap Elang.
"Siapa sih yang lo maksud?" Bingung Ragas seraya mengerutkan keningnya. Alisnya naik beberapa senti, matanya menyipit memandangi Elang. Tentu saja Ragas bingung, ia merasa tidak punya kenalan yang namanya Jubaedah. Lagipula, apa nama itu dipakai oleh siswa di sekolah ini?
Elang berdecak jengkel. "Ralin maksud gue bloon! Gitu doang nggak tahu. Kebanyakan makan kerupuk ditaburi micin ya lo?"
Ragas langsung menjambak rambut Elang dengan kuat. Setelah Elang meringis dan berteriak kencang minta dilepaskan, barulah Ragas menurut. Ia menatap Elang horor. "dari mana sejarahnya Ralin gue jadi Jubaedah. Leher lo mau gue gigit biar jadi manusia serigala?"
"Eits nggak boleh ngaku-ngaku gitu dong bang Ragas ponakannya Mbah kingkong. Ralin udah punya Arjun kali. Lo PHO. Hu dasar perusak hubungan orang! PHO harusnya mati aja sono. Nggak guna hidup di dunia. Kalo perlu gue tiup aja biar sampai matahari. Biar gosong tuh muka PHO kayak lo."
Ucapan Elang yang panjang lebar membuat Ragas bertambah kesa. Ia menjewer telinga Elang dengan kuat, Elang pun mengaduh sangat keras lagi, tapi Ragas tidak mau melepaskannya. Bodo amat! Elang sudah meledeknya dan memancing emosinya.
"GAS LEPASIN WOY, SAKIT NIH!"
"Bilang maaf dulu sama gue!" tegas Ragas.
"Iya nyet ampun!" ucap Elang nurut. Tapi Ragas malah melotot dan menambah level jeweran untuk ang manusia nggak ada otak ini.
"KENAPA MALAH TAMBAH KENCENG RAGAS BEGO! SAKIT TELINGA GUEEEEE!"
"Bilang yang bener dulu," ulang Ragas masih mempertahankan jeweran telinganya untuk Elang.
KAMU SEDANG MEMBACA
How to Burn the Bad Boy (END)
أدب المراهقين"Arjun terus yang dipilih. Kapan lo milih gue?" tanya Ragas dengan kesak sambil menatap Ralin. "Kalo Arjun ajak lo ke kantin lagi, apa lo bakal nolak?" "Oh ya nggak mungkin gue tolak dong. Arjun ngajak gue ke kantin? Berduaan? Makan bakso? Dan gue...