Hai guys, i'm CAMBEK yuhuu ....
Pasti ada dong yang kangen wkwk 🤭
Biar ngerasa bacanya nggak cepet habis, jadi pelan-pelan aja ya. Nggak usah gugup, nyantai aja biar feel-nya semakin dapet.
Udah siap baca? Komentar hadir di sini 👉
Zodiak kalian apa?
Yang masih sekolah, udah mulai pelajaran daring belum? Kalo aku sih udah
Rekomendasiin aku lagu dong yang bagus
Perhatian: chapter ini mengandung emosi, jadi siapkan hati dan mental ya, hihihi.
JANGAN JADI SIDER AJA DONG. AYO IKUT KOMENTAR DI SETIAP PARAGRAF BIAR MAKIN RAME 👉👈
HAPPY READING 💓
27. PERASAAN
Dikeluarkan dari dalam kelas saat pelajaran berlangsung memang sudah sering Ragas dapatkan. Dan sekarang adalah kejadian kesekian yang Ragas dapatkan dari guru.
Sementara teman kelasnya memperhatikan pelajaran, Ragas malah enak-enakan mendengarkan musik menggunakan earphone. Oleh karena itu, langsung saja ia didepak dari dalam kelas.
Tidak masalah, Ragas justru senang. Berada di luar kelas ia merasa bebas tanpa ada rasa bosan yang membelenggunya. Dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana, Ragas berjalan santai.
Tujuan utamanya sebenarnya ingin pergi ke kelas Ralin, tapi mengingat jika kelas Ralin pasti sedang ada guru yang mengajar. Jadi keinginan Ragas berbelok, ia memilih ingin pergi kantin.
Di sela-sela langkahnya, tiba-tiba saja Ragas dikejutkan oleh sesuatu yang merusak pandangannya. Kedua kaki cowok itu berhenti melangkah. Ia menyipitkan mata, kemudian detik selanjutnya bola matanya langsung melebar.
Ia tidak jadi pergi ke kantin, sekarang kakinya justru berbelok menuju taman. Ya, ia melihat Ralin sedang duduk di salah satu bangku. Awalnya Ragas mengira Ralin sendirian, rupanya ketika ia perhatikan lebih jauh lagi, si Arjun sialan sedang duduk di samping Ralin.
Rahang Ragas langsung saja mengeras, diikuti oleh kedua tangannya yang terkepal. Emosinya sudah terpancing. Rupanya Ralin tidak berada di kelas sesuai dugaannya. Ia sedang bersama Arjun. Berduaan di taman. Sial! Ragas lagi-lagi kalah cepat dengan Arjun.
Langka Ragas semakin cepat, dadanya memanas melihat pemandangan itu. Harusnya ia yang duduk di samping Ralin, bukan malah Arjun.
Pembicaraan Arjun dan Ralin semakin Ragas dengar dengan jelas. Cowok itu berusaha agar sedikit tenang. Ia tidak langsung menyerbu mereka, sekarang Ragas sedang menguping pembicaraan mereka.
"Lin, gue mohon lo kasih gue kepastian. Lo suka gue juga, kan? Lo mau kan jadi pacar gue?"
Bola mata Ragas rasanya hampir keluar dari tempatnya. Apa yang Arjun bilang barusan? Ragas tidak salah denger, kan? Gigi cowok itu langsung bergemeretak. Tatapannya melayang sinis, tangannya yang tadi terkepal, kini malah lebih kuat lagi hingga buku-buku jarinya nampak memutih.
KAMU SEDANG MEMBACA
How to Burn the Bad Boy (END)
Teen Fiction"Arjun terus yang dipilih. Kapan lo milih gue?" tanya Ragas dengan kesak sambil menatap Ralin. "Kalo Arjun ajak lo ke kantin lagi, apa lo bakal nolak?" "Oh ya nggak mungkin gue tolak dong. Arjun ngajak gue ke kantin? Berduaan? Makan bakso? Dan gue...