16. PENGAKUAN RALIN

1.8K 178 528
                                    

Halo teman-teman^^
Akhirnya cerita ini update ya, btw seneng nggak?

Absen dulu dong siapa yang hadir

1. Komentar siap di sini yang udah mulai baca!

2. Gimana keadaan kalian saat ini?

3. Ada di mana waktu baca cerita ini?

4. Dukung aku dengan komentar di setiap paragraf ya teman-teman

KALO BISA 500 KOMENTAR ATAU LEBIH YA BUAT LANJUT

KALO BISA 500 KOMENTAR ATAU LEBIH YA BUAT LANJUT

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

16. Pengakuan Ralin

Gadis bertubuh mungil dengan rambut yang dicepol ekor kuda kini berjalan dengan senyuman yang mengembang lebar menghiasi wajahnya. Gadis tersebut kemudian menunduk, memperhatikan kotak bekal makanan ditangannya yang berisi nasi goreng buatan dirinya. Ia sungguh tak sabar menemui seseorang.

Hingga tanpa disadari, kedua kakinya kini sudah berhenti di kelas yang bertuliskan XI IPA 1. Gadis itu menarik napas panjang. Dan setelah keberaniannya terkumpul dengan kuat di dalam tubuhnya, ia langsung masuk. Keberadaan gadis itu menyita seluruh perhatian penghuni kelas. Tapi gadis itu tidak peduli, tujuannya hanya satu. Yaitu menemui seseorang yang ia dambakan.

Gadis tersebut kemudian berhenti di salah satu bangku, tatapannya mengerling kepada cowok yang tengah membaca sebuah buku. Menggigit bibir beberapa saat, akhirnya ia berdehem kecil.

"Ekhem."

Cowok yang tengah membaca buku tersebut akhirnya mendongak. Raut wajahnya seketika terkejut menyadari keberadaan seorang gadis yang beberapa waktu lalu ia tolak cintanya. Bingung dengan semuanya, akhirnya ia pun berkata. "Dinda, kamu ngapain ke sini?"

Dinda merasakan debaran menggila yang berasal dari jantungnya kini mulai bermunculan lagi. Gadis itu menatap wajah kakak kelasnya tanpa berkedip. Mulutnya bahkan sudah terbuka setengah.

"Dinda, kok malah ngelamun?"

Dinda seketika pulih dari kesadarannya. Menyengir lebar, gadis itu pun segera mengulurkan kotak bekal ditangannya. "Dinda bawain nasi goreng buatan Dinda buat kak Arjun. Jangan lupa di makan ya kak."

Arjun tersenyum kecil, kemudian dengan segenap hati ia menyambut pemberian Dinda. Tersenyum kecil, Arjun pun membuka suara lagi, "makasih Dinda."

"Sama-sama kak Arjun," jawab Dinda semangat.

Arjun kemudian memilih fokus kepada buku yang tengah ia baca lagi. Karena ia pikir Dinda bakalan beranjak dari kelasnya. Namun Arjun rupanya salah, gadis itu masih setia pada posisinya dengan sorot mata yang mengarah tepat ke Arjun. Membuat Arjun merasa sedikit risih dengan itu.

Mendongak dan menatap wajah Dinda, Arjun berujar lembut. "Dinda nggak balik ke kelas?"

Dinda langsung menggeleng cepat sebagai jawaban. "Dinda nggak bakal balik ke kelas sebelum kak Arjun nyicip nasi goreng buatan Dinda," jawabnya semangat.

How to Burn the Bad Boy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang