14. MENJALANKAN HUKUMAN

1.5K 174 514
                                    

Padahal baru kemarin update, eh komentarnya udah lumer dari target. Seneng, tapi juga gregetan sendiri. Harus punya stok chapter kalo misal komentarnya gercep banget.

Niatnya ini chapter buat 3-4 hari ke depan lho. Aku kira komentarnya bakal lama, tapi gercep gila

Udahlah langsung aja, tapi seperti bisa dong absen dulu. Yang sider ayo ikutan dong

1. Keadaan kalian saat ini gimana? Semoga baik-baik saja ya!

2. Gimana perasaan kalian cerita ini updatenya cepet?

3. Siap nggak komentar di setiap paragraf?


Cuss meluncur gaes!
Selamat membaca ya teman-teman hujatan Ragas 💓

14. Menjalankan Hukuman

"Kalo nggak nampar gue, ya hobi lo narik tangan gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalo nggak nampar gue, ya hobi lo narik tangan gue. Sakit Ragas! Lo bisa nggak sih lepasin gue!"  Ralin berkata kasar kepada Ragas karena tangannya masih dicengkeram kuat oleh cowok itu. Menajamkan sorot matanya, Ralin kembali berucap, "gue nggak bakal kabur. Jadi lo nggak usah takut."

"Jadi orang protesan banget sih lo. Diem bisa nggak?" Ragas membalas ucapan Ralin tanpa menoleh kepada cewek itu. Tatapannya masih mengarah ke depan, sementara tangannya masih memegang erat lengan Ralin. Atau lebih tepatnya menyeret cewek itu. Padahal tanpa harus disiksa seperti ini, Ralin bakal nurut karena ini adalah tugas yang Bu Mumun berikan untuknya.

"Pantesan pada takut, orang hobinya marah-marah mulu. Bukannya kepincut, orang malah pada takut sama lo," sindir Ralin, membuat Ragas sedikitnya menoleh ke belakang.

"Tahu apa lo tentang gue?"

"Tahu lah, lo orang paling kejam dan nyebelin yang pernah gue temuin!" jawab Ralin enteng, tidak merasa takut sedikitpun.

Ragas menoleh sepenuhnya menghadap Ralin. Tanpa berkomentar, jitakan keras mendarat di puncak kepala Ralin begitu saja. Tak ayal jika Ralin langsung mengaduh kesakitan sambil mengusap kepalanya yang menjadi sasaran empuk Ragas.

Ralin melotot lebar, "auw ... Sakit Ragas! Lo kenapa tega banget sih sama cewek?" heran Ralin menatap Ragas kesal.

"GUE TEGA LAKUIN APAPUN ASALKAN CEWEKNYA ITU LO. BERANI NYOLOT, BERANI NANGGUNG RESIKONYA. PAHAM?"

"Nggak!" balas Ralin cepat.

"Coba ngomong sekali lagi yang keras?" tantang Ragas.

"ENGGAK!"

"Lo mau gue pukul lagi?"

Ralin memang tipikal cewek yang keras kepala. Bukannya takut dan jera karena sudah ditampar Ragas beberapa kali, Ralin malah menantang. Ia maju satu langkah, berdesis beberapa detik, cewek itu menepuk-nepuk pipi bagian kanannya beberapa kali. "Ayo dong tampar, gue udah siap!"

How to Burn the Bad Boy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang