Alhamdulillah bisa update lagi karena komentarnya udah memenuhi target, makasih ya yang udah ikut berpartisipasi. Yang belum aku tunggu, perlihatkanlah dirimu wahai para sider :(
1. Siapa aja nih yang usah siap baca cung?
2. Btw kangen nggak sama cerita ini?
3. Komentar satu emot waktu lihat cerita ini Update dong
4. Jangan lupa komentar di setiap paragraf ya biar seru :)
5. Kalian jaga kesehatan terus ya 💓
HAPPY READING SEMUANYA 💓
17. Ancaman untuk Ralin
Posisi Ralin kini berada di taman sekolah, duduk disalah satu bangku. Tatapan cewek itu mengarah ke depan, tapi pikirannya jatuh melayang pada ucapan dirinya saat di kantin bersama sahabat-sahabatnya yang tengah membahas soal kisah cintanya dengan Arjun.
Ralin menampar mulutnya beberapa kali. Ia mendengus kuat-kuat dan merutuki dirinya yang berbicara dengan asal seperti itu. Ralin sendiri juga tidak sadar kenapa ia bisa berkata demikian.
Ralin suka Ragas?
Menggeleng cepat, cewek itu berusaha membuang pikiran itu jauh-jauh dari memorinya. Mana mungkin ia suka dengan cowok yang hobinya membentak, memancing emosi, dan dengan gampangnya menyakiti dirinya. Ralin masih menyangkal kuat-kuat ucapan konyolnya itu. Ia hanya refleks, tidak mungkin ia suka Ragas beneran.
"Ragas, awas aja lo!" gerutu Ralin sambil mengepalkan tangannya kuat-kuat. Dan Ralin sedikit bersyukur sewaktu ia mengklarifikasi ucapannya di kantin tadi. Untung saja mereka percaya. Kalau tidak, bisa berabe masalahnya.
Ralin kemudian mengambil kertas pemberian Arjun dari dalam saku seragamnya. Ia membaca tulisan Arjun lagi. Tapi, Ralin masih bingung dengan perasaannya. Kadang ia memang sudah bersikap biasa saja kepada Arjun, tapi setiap kali membaca surat ini, jantung Ralin nampak berdebar tidak keruan, membuat Ralin bingung dengan perasaannya. Sebenarnya ia suka Arjun atau tidak?
Intinya, Ralin harus segera menemukan pusat hatinya. Ralin harus mengerti dan paham betul bahwa perasaanya harus menemukan titik kejelasan dan tahu harus berlayar ke arah mana.
Ralin tersentak kaget ketika tiba-tiba surat pemberian Arjun melayang begitu saja ke udara. Bukan karena terkena hempasan angin kuat, melainkan surat tadi disambar oleh seseorang. Ralin melotot, rupanya si biang onar pelakunya!
Ralin sudah mengambil ancang-ancang untuk memaki. "Balikin kertas gue!" ucapnya keras.
Menghindar beberapa senti dari Ralin, cowok itu membalas ucapan Ralin. "Nggak mau!"
"Balikin sini!" ucap Ralin sekali lagi, ia pun segera beranjak dari duduknya dan mencoba merebut kertas yang menurutnya sangat penting. Ralin mendengus kasar, usahanya gagal karena cowok sialan yang berdiri tidak jauh dari posisinya ini malah mengangkat surat cinta Arjun ke udara.
KAMU SEDANG MEMBACA
How to Burn the Bad Boy (END)
Teen Fiction"Arjun terus yang dipilih. Kapan lo milih gue?" tanya Ragas dengan kesak sambil menatap Ralin. "Kalo Arjun ajak lo ke kantin lagi, apa lo bakal nolak?" "Oh ya nggak mungkin gue tolak dong. Arjun ngajak gue ke kantin? Berduaan? Makan bakso? Dan gue...