Selamat datang teman-teman!
Komentar hadir dulu yang udah mulai baca
Jam berapa baca cerita ini?
Kangen nggak sama cerita ini?
Siapkan hati dan mental buat baca chapter ini. Siapkan hujatan buat Ragas wkwk
HAPPY READING 💓
19. MEMBALAS
* * *
BRAK!
Baik Arjun maupun Ralin langsung terlonjak kaget. Tidak hanya itu, seluruh pasang mata kini mengarah kepada Ragas. Apa yang cowok itu lakukan sungguh menyita perhatian semua orang.
Detik itu juga rasanya tenggorakan Ralin langsung kering. Ia menatap Ragas dengan bola mata melotot, yang dibalas Ragas dengan tatapan tajam menusuk seperti biasanya. Ralin sungguh benci situasi sekarang ini. Ia sudah menerka jika Ragas pasti bakal buat ulah lagi.
Berusaha agar tidak memancing keributan, Ralin memilih untuk diam, merapatkan bibir adalah jalan yang tepat menurutnya. Pandangan Rajin berpindah ke arah Arjun. Lewat tatapan mata, Ralin harap Arjun dapat mengerti kode darinya. Semoga Arjun bisa mengatasi Ragas yang tampaknya marah besar. Ralin tapi tidak tahu apa yang memicu kemarahan seorang Ragas.
"Lo ada perlu sama gue? Atau sama Ralin?" tanya Arjun setenang mungkin. Ia menatap Ragas dengan alis sedikit naik. Arjun juga sama seperti Ralin, tidak mau memancing keributan dengan Ragas. Karena Arjun tahu, apapun yang berhubungan dengan Ragas pasti tidak jauh dari ruangan konseling.
Ragas tidak menjawab, namun sebagai gantinya ia memberikan Arjun tatapan mematikan. Arjun menyerngitkan kening bingung. Sementara emosi Ragas berkali-kali lipat lebih mendidih. Tak butuh waktu lama, tangan Ragas yang sudah terkepal langsung ia lepaslandaskan di wajah Arjun.
BUGH!
Semua orang langsung terkesiap kaget akan tindakan Ragas yang diluar pikiran. Kantin mendadak hening, semua menatap Ragas dan Arjun dengan napas yang tertahan ditenggorokan.
Menerima pukulan Ragas membuat Arjun seketika saja mengeluh kesakitan. Ia memegangi bagian pipinya yang baru saja kena tonjolan kuat Ragas. Memandangi Ragas dengan bingung, Arjun mencoba bertanya baik-baik. "Kenapa lo pukul gue? Semua tindakan pasti ada alasan. Dan gue pengin tahu alasan kenapa lo mancing keributan."
"LO YANG MANCING KERIBUTAN GUE!" murka Ragas, air wajahnya nampak memerah. Tidak peduli dengan Arjun lagi, sorot mata Ragas berpindah kepada Ralin. Ia menatap kesal cewek itu. Detik berikutnya, tanpa persetujuan dari Ralin, Ragas menarik tangan Ralin. Kemudian ia membawa cewek itu pergi secara paksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
How to Burn the Bad Boy (END)
Teen Fiction"Arjun terus yang dipilih. Kapan lo milih gue?" tanya Ragas dengan kesak sambil menatap Ralin. "Kalo Arjun ajak lo ke kantin lagi, apa lo bakal nolak?" "Oh ya nggak mungkin gue tolak dong. Arjun ngajak gue ke kantin? Berduaan? Makan bakso? Dan gue...