Anak Remaja(end)

1K 104 11
                                    

Masih ada yang mau baca gak sih? Ini lanjutan kemarin. Tapi jangan ngarep cerita nya seperti ekspektasi kalian ya hehe.

Jangan lupa kasih pendapat kalian ya.

Oh iya, awas jangan mabok baca nya yah.

...

Setelah kejadian dimana diri nya dan Naomi saling memiliki. Kini Ve selalu berbicara canggung jika berhadapan dengan wanita itu, bagi Ve ini bener-bener hal yang sangat memalukan. Bahkan Ve masih berfikir keras tentang ucapan Naomi pada pagi itu, Ve masih menganggapnya itu adalah sebuah ancaman untuk pertanggung jawaban.

Bahkan Ve tidak berani memasuki kamar nya sebelum diri nya melihat keadaan didalam. Ve takut jika diri nya memasuki kamar dan posisi Naomi masih memakai handuk. Ve takut jika diri nya lepas kendali seperti malam itu. Ya Walaupun awalan bukan dari diri nya, setidak nya Ve masih bisa mengendalikan diri nya untuk sekarang.

Cklek.

Seperti sekarang. Ve menyumbulkan kepala nya untuk melihat keadaan didalam, setelah terlihat aman Ve pun masuk. Hari ini Ve akan berpamitan untuk berangkat kerja setelah satu hari libur. "Eh, Mira udah bangun" Ve mendekati ranjang bayi dimana bayi cantik itu sedang mengoceh. Sedangkan Naomi kembali dengan sikap biasa nya, terlalu acuh untuk sekitar bahkan pada Ve.

"Sayang, Aunty pamit berangkat kerja ya" Ve mengangkat bayi itu. Untuk itu Ve tidak ada larangan pada Mira dari Naomi. Naomi membiarkan Ve melakukan apa pun pada Mira selain tindakan jahat. Namun seketika bayi itu menangis, Ve panik tidak biasa nya bayi itu menangis setelah mendengar suara nya.

Naomi langsung mengambil dari gendongan Ve tanpa suara. Ve pun menatap nya menjadi panik, Namun wajah Naomi tidak menunjukan kepanikan untuk anak nya yang sedang menangis. Hingga seketika Naomi mengeluarkan buah dada nya dan langsung mengarahkan ke arah bibir mungil anak nya. Dan pada saat itu juga Ve langsung memalingkan wajah nya. Padahal Naomi sudah blak-blakan membuka nya dihadapan Ve.

"A..aku pamit dulu, su..sudah telat" Setelah sedikit menunduk Ve langsung keluar kamar. Membiarkan gadis cilik itu sarapan Asi dari ibu nya. Ve yang diluar pun sedikit salah tingkah.

"Kak!" Ve semakin kaget kala ada yang memanggil nya langsung saja Ve menutup pintu nya dan keluar area rumah. "Berangkat?" Ve tersenyum dan mengangguk. "Bareng yuk" gadis itu langsung berjalan beriringan dengan Ve dan seketika candaan mulai datang.

Dirumah Naomi masih dengan menyusui nya. Wanita yang masih umur dibawa dua puluh itu terus menatap buah hati nya yang terus menyedot asi nya. Perlahan bibir itu tersenyum entah apa penyebab nya. Senyum pertama yang ditunjukan dari sekian lama, senyum pertama yang diberikan untuk buah hati. Karena selama melahirkan dan mengandung Naomi tidak pernah merubah ekspresi wajah nya selain datar.

"Kak, apa kak Naomi sama Kakak satu darah?" Ve yang berjalan langsung menoleh ke arah pinggir nya.

"Emang nya kenapa kalo kita sedarah?"

"Gak Papa sih, tapi kok kalian beda ya muka nya?" Ve pun terdiam sedikit lama. "Apa kalian punya hubungan selain keluarga?" Ve langsung menatap gadis itu dan ternyata ekspresi gadis itu sudah menuju ke arah serius. Mereka sama-sama terdiam dalam langkah nya bahkan mereka kini sudah saling menatap. Untung saja mereka berjalan dijalan memang minim nya orang lalu lalang.

Anin berjalan ke depan Ve dan menatap kembali serius manik mata Ve. "Aku sudah tau hubungan kakak dan Kak Naomi yang sebenar nya" Ve membulatkan mata nya. Apa saja yang Anin ini tau tentang diri nya. "Semangat buat kerja nya" bukan nya menjelaskan gadis itu langsung pergi setelah mengucapkan kata tersebut. Ve ingin sekali bertanya sebanyak-banyak nya pada gadis itu.

VeomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang