Lugu.

1.7K 124 29
                                    

,balik lagi wkwk. Mana suara nya Veomi nih. Aye bawa Veomi lagi soal nye. Jgn bosen² ya, ini juga cerita nya sedikit ngegantung sih.


..

Pagi ini dilapangan sekolah sudah heboh dengan dua orang yang entah sedang apa. Semua siswa sebagian nya menyaksikan perdebatan dari kedua nya. Adu pandang sengit serta adu mulut yang pedas. "Eh, mending kamu nyerah aja deh!"

"Apa, nyerah? Gak ada yang nama nya nyerah!"

Sorak penonton semakin menghebohkan lapangan. Entah ada perdebatan apa kedua nya. Sedangkan satu orang berdiri diantara kedua nya memegang bola basket yang siap untuk dilempar ke atas. Dari kedua nya pun sudah berancang-ancang untuk bermain. Rupa nya mereka sedang beradu main basket one by one.

"Aduhhh, mereka kenapa lagi sih" gumam seseorang dari kejauhan. Dia menatap panik pada lapangan yang dibawa, pasal nya dia sedang dilantai atas.

"Pokok nya siapa yang kalah, dia gak boleh ganggu Shinta lagi!" Perjanjian itu disetujui oleh lawan nya. Mereka siap untuk bermain.

"Stoopp!!" Seseorang mengambil bola yang dipegang oleh sang wasit. "Kalian kenapa sih selalu ribut?" Kini semua siswa membubarkan diri serta wasit pun mengundurkan diri.

Disini sekolah khusus para wanita. Namun, disini tidak disediakan asrama. Jadi para siswa bisa pulang dan datang dijam pelajaran tertentu. Tentu saja dua orang barusan yang sedang beradu kekuatan adalah perempuan.

"Kalian tuh kenapa sih?" Kini mereka sudah ada dibangku taman sekolah. Kedua nya duduk berdampingan namun saling berjauhan. Sedangkan sang pencramah sedang berdiri dihadapan nya. "Masalah Shinta?" Kedua nya mengangguk. "Kalian tuh masih kecil, gak sama sekali masuk kriteria orang spesial buat Shinta"

"Kakak selalu aja ngomong kaya gitu" protes sala satu nya.
.

"Kamu harus tanggung jawab, tuh bocah berdua sampe terobsesi samu kamu"

"Aku kan gak minta"

"Bagi ku sih, orang yang susah didapetin disekolah ini tuh kamu, Shin?"

Dua orang insan yang sedang mengobrol manja dikantin. Mereka sudah menjadi hal biasa jika mendengar dua orang yang berdebat barusan. Bagi nya, sekolah akan sepi jika mereka saling adem anyem.

"Bukan nya aku sok jual mahal ya, Yon. Tapi, aku tuh kesel kalo ada yang bilang suka sama aku, pasti alesan nya aku kaya pemain dewasa jepang. Kan aku kesel" ucap nya dengan kesel. Sedangkan temen sebelah nya sudah tertawa mendengar alasan ini.

"Maka nya. Kamu jangan seksi-seksi" orang itu tetap cemberut. Gimana orang tidak tergoda dengan bentuk tubuh nya. Memang Shinta tidak menunjukan tubuh nya yang montok. Tapi, sudah dasar nya tubuh Shinta tercipta seperti itu mau bagaimana lagi. Toh Shinta juga selalu berpakaian yang wajar.

Kejadian perdebatn tidak hanya pagi tadi saja. Pada saat pulang sekolah pun mereka masih saja berdebat. "Shin, pulang sama aku ya"

"Jangan, sama aku aja"

"Apaan sih kamu Ip. Kan yang duluan ngajak aku" kali ini tempat perdebatan mereks adalah tempat parkir.

"Kok kamu panggil aku nama doang sih, aku kan kakak kamu"

"Itu kan kalo dirumah. Kalo disekolah kan kita satu angkatan"

"Tapi kan kam-

"Stopp. Kalian tuh bisa gak sih satu hari gak debata?"

"Gak!" Jawab kedua nya. Shinta memijit pelipis nya, dia sudah jengah dengan kelakuan mereka. Padahal mereka adalah kakak dan adik, kenapa sih harus bertengkar seperti ini.

VeomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang