Bimbang

559 64 20
                                    

Kaya nya dah pada bubar jalan deh wkwkw. No father, Author cuman mau nuangin ide tulisan author aja sih di sini, biar gak debuan di note dan nih aku takut angker ky ga ada penghuni nya wkwkw. Selamat liburan kalian.

....

Hening begitu panjang, tak ada sedikit suara dari mulut atau dari pergeseran benda yang di gerakan. Kedua insan yang saling membelakangi begitu nyaman dengan posisi nya, dengan diam nya juga dengan tenang nya. Entah sedang apa mereka sebener nya. Ah, mungkin kejadian maksud nya acara beberapa jam berlalu, apa kah itu penyebab dari diam nya mereka, hingga sala satu nya mendengar satu kali suara isak dari arah belakang.

Mereka sama-sama masih mengenakan baju khas acara pernikahan. Jika kalian berfikir mereka menghadiri acara pernikahan, ya memang benar namun mereka bukan lah tamu undangan, melainkan mempelai yang menjadi topi utama dalam acara itu. Dua insan ya9ng berjenis sama telah di satukan dalam acara sakral, terulang kembali pernikahan menyimpang ini, negara tetap menyetujui nya walaupun dengan berat hati dan juga harus dengan bujukan dari si keluarga mempelai.

"Maaf"

Apa yang sebener nya terjadi, mengapa kata maaf itu terucap, dan kenapa mereka seakan menyesal telah mengadakan acara itu, ada apa sebenar nya?.

"Aku ingin bersih-bersih dulu" pamit nya tanpa menjawab kata maaf itu, hingga helaan nafas panjang dari mulut orang masih duduk, dia mencopot semua pakaian dan mengganti nya dengan pakaian santai. Seakan beban pikiran dayang bersamaan, dia memegang kening sembari memijat nya pelan.

Waktu semakin gelap, acara itu sudah selesai satu jam berlalu. Semua tamu undangan serta para keluarga kembali untuk ke rumah nya masing-masing, kini tinggalah kedua keluarga mempelai yang sedang berbincang bagaimana ke depan nya anak mereka.

"Terimakasih pak Prasetya, kami sangat bener-bener berterimakasih kepada bapak"

"Tidak Tuan, harus nya saya yang berterimakasih, dan saya meminta maaf atas drajat yang kami punya tidak setara dengan drajat yang anda miliki"

"Pak, harta itu tidak bisa menjamin kebahagiaan orang. Sudah banyak sekali contoh dimana harta tidak bisa membantu di saat anak saya terlihat sedih, kami takut jika bapak berubah pikiran untuk meminta Naomi menceraikan Jessie"

Pernikahan ini telah di setujui kedua orang tua nya, namun mengapa sang anak seakan tak mau menjalani rumah tangga ini. Mungkin ada perihal yang membuat nya enggan bersandang satu sama lain, musuh kah, oh tidak mari kita cerita kan nanti.

"Kita akan tinggal di apartemen" kegiatan yang sedang membereskan baju itu terganggu, teridam seperkian detik lalu kembali melanjutkan nya. "Dan tenang, kita akan tidur terpisah" ingat, itu adalah janji dimana perjanjian itu harus dilakukan.

Cerita singkat dalam sebuah cerita itu sudah sangat lumrah, mari kita buat cerita itu. Sesingkat nya, mereka sudah beberapa minggu tinggal di apartemen yang sudah di janjikan. Dengan kamar yanh terpisah juga semua akset hidup pula yang terpisah. Jessica Veranda dan Shinta Naomi. Itu lah nama pembahasan dalam cerita ini, kedua insan yang menikah sesama jenis entah yang beberapa di negeri ini, tentu saja bukan hanya mereka saja yang melakukan itu sudah sangat banyak dengan cara tertutup mereka melakukan nya.

"Kenapa harus aku?" Ve yang sedang membereskan sofa pada ruang tv itu di buat heran dengan pertanyaan Naomi yang entah kapan diri nya berada di situ. Ve menghentikan gerakan nya dan berdiri tegak dengan membelakangi nya. "Kenapa harus aku yang kau nikahi?" Suara itu kini berubah sedikit bergetar, nangis?

"Di luaran sana banyak orang tak waras yang bisa kamu nikahi dengan se enak nya kamu, tapi kenapa harus aku" kini suara isak itu terdengar dan suara langkah kaki pun ikut serta, Ve terdiam mendengar pengakuan itu, akhir nya Naomi mengungkapkan kekesalan nya terhadap pernikahan ini.

VeomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang