Cerita Takdir.

721 80 30
                                    

Hoi  hoi hoiiiii. Kalian apa kabssss sahabat. Wkwkwk. Kalian kangen ga sih sama author hahah pede nih. Author kangen banget sama bawel nya komentar kalian nih. Terhitung  dua bulan ya aithor vakum, dan author sejujur nya gak bisa klo gak nulis. Jadi, ada sedikit nongol ide yang tidak sedap nih. Jadilah author buat bahan ngebatin rindu kalian.

Maap ya kaya nya ini pendek deh, soal nya apk author yang biasa dibikin buat nulis ke hapus, jadi author donlot lagi eh malah gak asik apk nya. Lah, malah curhat. Ini cerita ngegantung kok tenang saja.

Eh, ngemeng-ngemeng besok hari kelulusan para member yang kena itu ya, apa nama nya lupa gue. Asa teu percaya tea, apa lagi Aya ikut kena. Tapi, mungkin ini yang terbaik sih. Dah lah baca aja banyak bacit bgt author nya. Tangmentang malam minggu nya sendiri.


............

  Terik hilang, kini berhenti dengan mendung. Hujan datang, redup semua kegiatan. Hujan deras ini menyita semua waktu para pekerja diluar sana. Mengusik pejalan kaki, menghambat para pekerja roda dua. Hujan yang tiba-tiba datang nya, membuat semua nya panik dalam bertindak.

Di suatu tempat, begitu banyak kerumunan manusia. Mereka memegang benda yang ditugaskan nya masing-masing, saling melindungi benda itu agar  tidak terkena hujan. "Ayo-ayo neduh dulu semuanya!" Intruksi terdengar, semua nya berlari untuk melindungi diri. "Ve kemana?" Satu crew belum ada dalam teduhan. Kemana pergi nya Ve, bahkan hujan semakin deras. Semua property di amankan agar tidak basah. Namun yang mereka khawatirkan hanya keberadaan Ve.

  "Huuufft, dingin banget"

Keluhan seseorang yang berdiri sendiri dirumah yang terlihat sangat sepi. Dalam hujan lebat, tidak ada satu kendaraan pun melintas, roda empat bahkan tidak ada. Entah Ve sekarang berada dimana, ditempat apa.

"Kertas nya pake terbang segala lagi" menyalahkan benda mati mungkin tidak ada rugi. Orang itu merogoh saku celana untuk mengambil ponsel, tepat dengan dering yang berbunyi. "Hallo pak, saya gak tau ada dimana. Tolong antar anak-anak ke sini pak. Saya tidak hafal jalan sini" sekilas kilat melintas. Orang itu langsung mematikan telpon nya setelah memberikan cleu tempat diri nya berada.

Hujan  tak kunjung reda, bahkan rintik nya semakin deras. Orang itu terus menatap sekeliling ia ingin mencari pertolongan agar diri nya bisa kembali berkumpul dengan sesama crew nya. Namun, lintasan mata itu terlihat menyipit memperhatikan orang lain yang bagi nya bergrlagat aneh diatas jembatan sana. Dalam hati pun bertanya, sedang apa orang itu dibawa guyuran hujan diatas jembatan sana. Mata orang itu membulat kala tau orang yang menjadi fokus nya mulai menaikan satu kaki ke arah tiang pada jembatan.

Tanpa pikir panjang, ia langsung berlari mendekati nya. Dia akan merelakan tubuh nya terguyur hujan hanya demi seseorang yang entah sedang apa disana. "Mba, jangan bunuh diri mba" teriak nya di antara bising nya percikan air. Tidak ada siapa pun di sekeliling, ia bingung untuk meminta tolong agar mbak ini turun dari atas sana. "Mbak, ayo sini tangan nya mbak" wanita itu hanya melirik saja, hingga tangan itu ditarik paksa oleh nya.

"Lo apa-apaan sih?!!" Bentakan itu terdengar biasa saja, karena deras nya hujan semakin membuat bising. "Lo siapa hah?! Gak usah sok peduli lo!!" Wanita itu langsung pergi dari hadapan nya. Baju yang sudah basah kuyup, serta  beberapa kali usapan tangan pada wajah nya untuk mengurangi cairan yang mengalir.

"Ve!!" Panggilan begitu tarik, membalikan badan yang sudah pasrah pada basah. "Lo gak papa kan? Lo ngapain sih sampe ada disini?!!"

"Ah, Saya gak papa Bang"

VeomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang