Veranda.

1K 72 37
                                    

Hai kalian. Sudah berapa lama kalian stay dirumah. Coba ancukan tangan yang masih stay dirumah sampe saat ini✋. Kalian tenang saja, kalian tidak akan bosen. Karena author akan menemani lockdown kalian dengan cerita-cerita Author. Kalian bisa baca one shoot ini. Terus kalian pilih, judul mana yang pengen kalian lanjut. Tapi, asal jangan yang berjudul 'Paham' ya. Itu sudah mentok sampe situ, karena Author ambil dari cerita di IG.

Author gak maksa buat vote kalian. Tapi Author pengen kalian banyakin komen, soal nya author udah sedikit males buat nulis. Udah ah, langsung aja.

Oh iya, ini cerita Ve nya ya. Lanjutan dari judul Naomi. Kalo gak faham, kalian baca dulu yang judul nya Naomi. Oke..





...........
06.00
Tepat pada terang nya langit. Semua orang bersiap untuk berkegiatan. Memasak, bekerja atau sekolah. Semua manusia mempunyai aktivitas nya masing-masing, termasuk saya. Tepat pukul pagi itu, siapa pun tidak akan ada yang menyangka jika saya sudah memasuki gedung bertingkat dengan puluhan ruangan.

Ada yang menarik dari sisi sekolah, sampai membuatku menyetarakan bangun pagi. Bukan hanya sejuk khas sekolah yang aku rasakan. Hening yang mengalun, begitu terngiang disetiap pagi nya.

Nama Ku Veranda, Jessica Veranda. Gadis yang tak suka bergaul dengan siapa pun. Ah.. Bukan berlaga sombong pada sesama, bagi ku menyendiri adalah kenyamanan bagi seseorang yang tak pernah banyak bicara.

Roof top adalah tempat favorit ku disetiap pagi. Menghirup udara segar yang belum bercampur dengan asap debu jalanan. Serta silau matahari yang menjadi penghangat sederhana untuk tiupan angin yang sedikit dingin.

Tapi, ada yang membuatku lebih penasaran dari sekedar bunyi hening yang asal nya entah dari mana. Ada seorang siswi yang entah akan melakukan apa dipagi buta seperti ini sudah berada di lingkungan sekolah. Oke, termasuk aku.

Ah, gadis itu. Gadis yang siapa pun tahu dengan nya, bahkan julukan bagi nya adalah dewi sekolah. Memang cantik sih orang nya, tapi sayang dia kurang pada tinggi badan. Ok lupakan.

Aku baru tahu jika ada orang yang lebih dulu pagi selain aku. Lalu, setelah nya ia akan melakukan apa pada lingkungan, pintu semuanya masih dikunci, mau apa dia.

Aku tidak begitu tertarik, mungkin orang memang benar menilai ku. Aku terlalu masa bodo pada lingkungan hingga siapa pun enggan berteman. Aku tak butuh itu! Bahkan, sampai ada yang meminta dia menjadi teman ku, mungkin aku langsung menolak nya.

Ah, rupa nya Bell masuk sudah berbunyi. Begitu lama kah aku berada diatas sini? Memang seperti itu, aku tak suka jika harus berdiam diri saja di kelas. Membosan kan.

"Ve, tolong. Kamu gantikan saya, saya ada rapat dengan kepala sekolah"

Sudah hal lumrah jika semua guru meminta tolong kepada ku untuk menggantikan tugas nya. Bukan berniat sombong, tapi memang seperti ini. Mereka percaya dengan kinerja otak ku, dan mereka yakin dengan kepintaran ku.

Beberapa bulan yang lalu, aku memenangkan olimpiade Sekabupaten. Dan mungkin itu adalah hal yang istimewa untuk sekolah yang kata nya belum pernah merasakan kemenangan.
..

Bercerita tentang cinta. Siapa pun tidak pernah menemukan ujung nya. Bagi sang pemabuk cinta, dia akan lupa akan segala nya termasuk sakit. Sampai sekarang, aku tidak percaya dengan ada nya cinta, entah lah. Mungkin aku terlalu banyak meluangkan waktu untuk menyendiri.

Untuk hari ini, aku memilih pinjam buku novel "the one" buku ini bergenre action. Mungkin sangat aneh jika dibanding dengan kemampuan ku belajar dengan buku yang sering aku pinjam.

VeomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang