Mandul.

503 73 29
                                    

Holla eperibadi. Minal aidzin walfaidzin ya dari author. Gimana nih lebaran kemarin, dapet pertanyaan apa aja nih hehe.

Sebelum nulis ini, sebener nya author tuh udah nulis judul lain, Bahkan udah mau jadi, eh kepikiran sama judul ini dan udah langsung dapet feel nya, yaudah langsung gasngeng hehe.

Semoga gak bosen ya sama cerita author yang masih tentang kapal klasik, soal nya author udah gak ngikutin jkt skrng jadi gak tau kapal² sekarang.

Dah ah, langsung aja baca ya, ini panjang banget part nya. Oh iya, selamat malam minggu kabel carger wkwkw.

.....

"Aku Shinta Naomi, menerima Jessica Veranda Tanumihardja, sebagai pendamping hidup saya, pemimpin saya dan panutan saya dalam satu naungan. Dengan ijin Tuhan, kami akan hidup semati dalam keadaan susah atau pun bahagia" ucapan dengan nada bergetar itu begitu lancar dalam mulut nya, seakan niat dalam hati yang paling dalam.

"Sayang, kamu kenapa?"

Ah, rupa nya itu adalah bayangan masa itu. Sekarang, ucapan janji itu sudah berjalan dengan sendiri nya. Kedua insan yang mengucap janji kala itu, kini menepati janji nya untuk sehidup seatap, mereka begitu harmonis walau hanya hidup berdua saja.

"Aku masih gak nyangka, tiga tahun jalan kita bersama, Ve" ucapan itu seakan menerawang di masa janji mereka semua di saksikan oleh banyak orang, dengan satu bingkai foto seakan memori itu teringat kembali. "Apa kamu masih bertahan dengan keadaan, Ve?" Ve mengangkat alis nya satu, lalu ia menaiki ranjang seperti dimana tempat Naomi berada, dia duduk sembari mendekap tubuh Naomi.

"Dengan keadaan apa pun, aku akan tetap di sini dan akan selalu di sini" ucap nya dengan senyum keyakinan. "Kamu gak usah khawtir, sampai saat ini aku masih mencintai mu seperti kala aku pertama kali mengatakan cinta pada mu" mereka tersenyum lembut. Hingga Ve mengajak nya untuk terlelap.

Malam panjang dengan tenang, lelap mereka serta di iringi doa. Doa mereka dari sekian tahun bersama hanya satu, agar Tuhan mempercaiain nya untuk di berikan momongan. Sampai saat ini Tuhan belum memberi nya rezeki berupa buah hati.

..

Pagi singgah, kedua insan berdosa ini selalu memberikan nuansa harmonis disetiap pagi siang dan sore, bahkan setiap hari mereka selalu memberikan bumbu keromantisan dalam setiap gerak nya.

"Tuhan, doa ku masih sama" kini berdiri tegap Ve di hadapan Naomi dengan menyatukan kedua jemari nya sembari menutup mata. "Tetap jaga masing-masing hati kita, agar janji yang sudah kau restui tidak ingkar begitu saja" Naomi yang ada di hadapan nya tersenyum hangat mendengar doa itu, Naomi sedikit mendongak karena tinggi badan Ve melebihi diri nya.

"Gak usah senyum, pagi-pagi udah bikin diabetes" Naomi terkekeh sembari memukul pundak Ve. "Manis banget sih" bisik Ve. Jan iri woy!

"Ini udah siang sayang, ngegombal nya nanti aja ya" Naomi membenarkan kerah kemeja Ve, wanita jangkung itu hanya terkekeh saja, pasal nya ucapan yang selalu diri nya keluarkan selalu saja dikatakan Itu hanyalah gombalan semata. Dan keromantisan mereka mengabaikan satu orang di rumah itu, sang pembantu yang tersenyum dari arah dapur sebab mendengar perbincangan kedua insan itu.

"Sekian meeting hari ini, selamat siang" Ve keluar dari ruang meeting dan beberapa orang pun ikut keluar.

"Gue suka banget pasangan  ibu Ve sama ibu Naomi"

VeomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang