Takdir Semesta. (End)

794 73 8
                                    


Hoyyy. Balik lagi sama Author yang gak cakep-cakep amat tapi emang ngangenin orang nya wkwkw. Selamat malam minggu para jombss. Gimana nih malming nya, udah ke isi berapa daya batre nya wkwkw. Maksd nya buat baca cerita Author. Gimana kabar, author lupa hehe.

Dah lah baca aja ya. Ini panjang bgt soal nya hehe.

....


"Dengerin aku, aku ingin jelasin"

Takdir semesta emang nyata ada nya. Semua nya hanya tentang waktu kapan itu segera tiba. Hanya saja, sebagian manusia terlalu banyak untuk tergesah-gesah hingga ia melupakan yang nama nya hal indah di ujung rasa.

Tuhan menitipkan takdir pada bumi, menitipkan rindu pada waktu, Bahkan Tuhan menitipkan semua nya pada semesta, lalu apa yang diragukan oleh dunia hingga mereka mengunggulkan rasa resah. Tunggu lah sebentar, Tuhan sedang memproses keindahan mu kelak. Jalankan saja apa yang sedang terjadi sekarang, besarkan rasa sabar dan rasa syukur.

"Apa Shani tidak datang, Nak?"

"Kaya nya engga Deh, Ma"

Hari ini Shani pertama kali nya absen mengunjungi rumah Ibu Ve. Entah kemana pergi nya wanita itu, tanpa kabar atau surat siaran Shani menghilang dalam satu hari ini. Biasanya wanita itu akan menenangkan wanita berumur yang sudah dianggap nya Ibu sendiri. Sampai saat ini pun Shani belum juga memberi tahu dimana tempat penahanan Ve berada, karena Memang Shani tidak mau ada serangan jantung mendadak jika tempat itu langsung dilihat nya.

"Dengerin aku Naomi dengerin aku. Aku mohon"

"Gak ada yang harus diperjelas, semua nya sudah jelas"

"Gak Naomi, kamu salah paham"

"Salah paham apa Ve? Semua nya pun sudah jelas, dan dari awal pun kamu sudah berbohong!"

Ya, orang yang datang dengan keadaan langit gelap adalah Ve. Entah bagaimana cara dia keluar dari jeruji besi itu, kini Ve memaksakan diri nya untuk masuk dengan terus mengetuk pintu rumah Naomi. Karena Naomi yang memang jengah dan ada rasa kasihan dan satu lagi, takut abang kebangun juga. Naomi membuka pintu dan mempersilahkan Ve untuk masuk. Naomi yang duduk diatas sofa dan Ve yang duduk di bawa sambil memegang kedua lutut Naomi. Naomi membuang pandangan nya ke arah lain.

"Aku berani sumpah, aku sama sekali udah gak make barang itu lagi" Naomi langsung menunduk ke bawa menatap Ve yang sedang mendongak menatap nya.

"Jadi sebelum nya kamu pake?" Ve menggigit bibir bawah nya dan menunduk, helaan nafas pasrah terdengar dari mulut Naomi. "Berarti itu bukan yang nama nya salah paham, itu nyata" suara Naomi terdengar sangat lirih.

Ve mulai menjelaskan semua kejadian nya dan disitu tidak ada satu pun yang Ve tutupi. Semua Ve ceritakan tentang siapa wanita dibalik itu semua dan hubungan Ve dengan wanita itu. Naomi menangis mendengar nya, ternyata Senakal itu kekasih nya yang entah masih dianggap atau tidak. Hingga Ve yang dijebak dengan penangkapan ini, Ve pun mengatakan pada Naomi ia meminta doa agar tes yang dilakukan tidak terbukti positif narkoba, namun sayang Naomi terlalu sakit hati mendengar pengakuan itu.

"Lalu, apa yang aku harapkan masa depan dari kamu, Ve?" Naomi terus terisak bahkan Ve pun sudah ikut menangis. Ve terdiam, dan pada saat itu juga Naomi melepaskan tangan Ve yang sedang mendekap tangan nya. Naomi berdiri hendak memasuki kamar, namun terhenti kala Ve mengeluarkan suara nya kembali.

"Seegois ini kah kamu Naomi" Naomi masih dalam posisi membelakangi Ve. "Bahkan, kamu sama-sama mempunyai masa lalu yang serupa, tapi aku masih mempertahankan rasa cinta aku sama kamu tanpa ada tuntutan apa pun. Tapi, kenapa saat kamu tau masa lalu aku, kamu begitu memberatkan untuk menarik aku agar  tidak pergi" terlihat bahu Naomi bergetar namun tidak terdengar isak yang Naomi lakukan. "Dan harus kamu tau, aku sedang berusaha memperbaiki ini semua demi kamu. Aku pun ingin seperti kamu yang meninggalkan masa lalu buruk yang pernah terjadi, lalu dimana letak kesalahan ku?, katakan Naomi" suara terakhir terdengar lirih, bahkan Ve pun menunduk seraya menangis. Bahu Ve begitu bergetar, isakan Ve terdengar pilu, sendu itu terdengar menyedihkan siapa pun yang mendengar. Hingga akhir nya Ve merasakan ada tangan yang merengkuh kepala nya. Ve tetap terdiam dalam rengkuhan itu.

VeomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang