Rumit

426 59 34
                                    

Masih ada kah yang bersedia membaca cerita ini??? 🥺🥺

Selamat membaca...

Senja sore, gemerlap jingga yang perlahan pudar di telan waktu. Semilir angin menyapu bersih awan untuk menutup jingga, menutup waktu sore mempersilahkan tugas sang rembulan. Dalam jingga, semua orang memilki kenang, jingga yang hanya sekejap dapat mengingat semua memori kenangan, begitu lah cara bekerja alam.

Seperti hal nya manusia ini, berdiam diri menatap jauh nya jingga di atas gedung pencakar langit. Menikmati hembusan angin sore dan menunggu datang nya gelap. Tatapan penuh rindu, tatapan menuh harapan, di iringi dengan siulan burung.

"Semua kenang, sampai kapan pun tak akan hilang"

Gumam di atas lamunan, dengan duduk menyender pada kursi dengan tegap dan menyilantgkan kedua kaki nya. Seakan memiliki kenangan yang sangat berkesan, begitu lekat menatap langit .

..

Tap tap tap

Derap langkah terdengar nyaring di setiap pijakan nya, suara pantulan antar sendal dan lantai menjadi irama bising di ruangan yang megah ini. Bahkan perdebatan kedua insan yang menajdi vocal untuk irama derap langkah itu, semakin terdengar nyaring.

"Kali ini aja Ve, gue mohon" ucapan mohon itu seakan tak  di gubris, bahkan raut wajah yang terlihat melas hanya di balas dengan tatapan datar saja. "Lo tinggal dateng, duduk manis, selesai" diri nya mencegah langkah Ve dengan berdiri di hadapan nya. Namun Ve hanya melewati nya saja dan menuju meja makan.

"Mereka semua juga temen-temen elo Ve" Ve yang sedang memakan roti langsung terdiam dan melirik nya dengan tajam. "M-maksud gue, dia dulu temen sekelas kita" orang itu sedikit merasa takut dengan tatapan Ve. "Ya elah Ve, kerjaan gue gak bisa di tinggal" rengekan itu terdengar kembali.

.

Malam tiba, malam tak seperti malam pada umum nya, sepi juga sunyi. Kini di suatu tempat begitu ramai, lalu lalang setiap insan juga begitu sangat berisik. Suara tawa begitu nyaring, suara derap ada di mana-mana. Kini, seseorang berjalan dengan santai, mendekati kerumunan para manusia yang begitu banyak.

"Hah, itu beneran Ve ya"

"Ve dateng?"

Itu adalah suara bisikan, dari kejauhan mereka menebak bahwa yang berjalan ke arah mereka adalah satu angkatan yang dulu terkenal sangat pendiam juga dingin. Yang selalu berbicara hanya seperlunya dan si kutu buku kesayangan ibu perpus sekolah.

Namun, dari banyak nya manusia yang melihat heran pada nya, ada satu sosok manusia yang kaget melihat nya. Kaget jika sosok itu telah hadir, maksud nya hadir dalam tatapan mata nya, hadir dalam penglihatan nya juga hadir dalam kerumunan nya. Ah, bahkan Ve pun merasakan kaget pula saat berjalan menuju kursi yang di tuntun oleh Gre, Gre adalah teman dekat Shani yang di suruh untuk menemani Ve.

"Ve, kamu udah pulang dari Ausi?" Ve tersenyum tipis serta mengangguk untuk menjawab pertanyaan dari teman satu angkatan nya itu, seperti nya Ve sangat memikirkan sesuatu.

"Yon, aku ke kamar mandi dulu ya, aku titip Sinka" seseorang keluar dari kerumunan dan menitipkan satu jabang bayi yang tertidur nyenyak di atas kereta dorong. Dengan langkah terburu orang itu berlari kecil untuk langsung sampai ke toilet.

"Ve gimana kuliah di sana?"

Ve menjawab seada nya pertanyaan dari teman-teman bahkan sekarang Ve sedikit melirik ke arah orang yang keluar dari kerumunan itu.

Suara keran di dalam kamar mandi terdengar jelas, sedikit lama pintu itu terbuka. Tidak ada seorang pun yang masuk ke sini, hanya ada diri nya, dan Ah mungkin ada orang lain juga.

VeomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang