Si Kumbang Malam(END)

843 94 37
                                    

Pakabar klean? Semoga selalu baik yaahh. Nah Di sabtu malam ini si author gak jelas mau nuangin ide nya yang sudah ngawur ke lapak ini lagi. Ya Walaupun ku tau sudah tidak ada peminat pembaca nya, tapi author hanya menjalankan tugas author sebagai penulis walaupun author tahu dunia nyata nya sudah hancur pada pair ini. Author harap sih masih ada yang baca dan comen sama cerita ini, kalo sudah bener-bener tidak ada banget. Dengan terpaksa author vakum dari dunia orange.

Oh iya mau bagiin kisah bahagia author nih. Author kemarin di waro sama bunda dan pak suami, seneng bgt dongs wkwk. Ternyata kak ongki orang nya bener-bener baik bgt sih.

Dah lah baca dulu sono. Tpi end nya gak tau pada puas apa engga.

.....

Semesat menangis, tersedu pilu. Mendung awan hitam kelabu, dunia gelap di waktu terang. Air tak turun dalam keadaan seperti ini. Seakan berduka karena manusia berhati mulia itu sedang terkapar diatas ranjang rumah sakit. Ada satu sosok bidadari lain nya sedang tersedu, menangisi keadaan yang tidak diduga. Mengapa kejadian ini begitu cepat, apa yang sebenar nya Tuhan inginkan dari nya. Mengapa hidup nya tak sebahagian perkiraan.

Sudah dua hari Ve belum membuka mata nya, seakan raga diri nya sedang melihat tempat indah yang akan disinggahi dan lupa akan jalan nya pulang. Tidak tahu kah bahwa ada sosok bidadari yang menunggu kepulangan nya, kesadaran nya.

Dua hari Naomi tak henti menangis, mengharapkan mata itu terbuka. Mata yang selalu menatap datar, teduh nan peduli itu kembali berkedip. Kapan itu akan terjadi, sampai berapa lama lagi Tuhan menidurkan makhluk nya itu. Diri nya sudah rindu. Dan selama dua hari ini Naomi tertidur dipinggir ranjang Ve, dia terus menggenggam tangan Ve seperti Ve yang menggenggam tangan diri nya kala itu, namun ini lebih kuat dalam genggam nya.

Pagi menjelang, satu sosok wanita cantik masih tertidur dengan posisi menunduk pada ranjang, kedua tangan yang mendekap satu lengen yang penuh kabel. Tidak sedikit pun diri nya melepaskan, bagi nya itu adalah penguat saat ini. Tidak sadar kah ada tangan yang mengusap dikepala nya, usapan itu terlihat sangat lembut penuh kasih sayang. Rasakan lah.

"Na..Naomi, bangun" suara lirih itu mungkin belum bisa membangunkan sang pemilik nama. Namun usapan yang semakin merasa itu membuat pergerakan pada Naomi. Hingga Naomi menegakan tubuh nya dengan wajah yang begitu mengantuk, lalu diri nya mengusap tengkuk yang mungkin terlihat sangat pegal.

"Ah sudah pagi. Kenapa cepet banget sih,.. aduh sakit" dalam ucap nya ada orang yang tersenyum melihat itu. "Loh kok? Ve?! Ve kamu udah sadar?!" Naomi melambaikan tangan nya didepan wajah Ve. Ve pun menatap nya heran, apa yang sedang dilakukan oleh Naomi. "Syukur lah kamu sudah sadar." Naomi langsung memeluk Ve, setelah tubuh Naomi berada diatas tubuh Ve.

"Ah, Naomi berat" ucap Ve dengan suara serak nya.
Cklek.

Ternyata dokter datang tanpa diminta. memang jam sekarang adalah waktu pengecekan pasien. Dokter, kaget bukan karena melihat Naomi yang sedang memeluk Ve. Dokter sudah biasa melihat keanehan Naomi. Wanita itu sering bertingkah aneh jika sedang menunggu Ve. Kadang Naomi memeluk Ve, menangisi sambil membentak Ve. Dokter fikir Naomi sudah tak waras, tapi Naomi menjelaskan nya.

Kembali ke topik. Dokter kaget kala melihat Ve yang sedang berusaha melepaskan diri dari Naomi. Itu arti nya Ve sudah sadar, dokter berjalan cepat dan Naomi langsung melepaskan pelukan nya. "Kenapa kamu gak panggil saya jika pasien sudah siuman?" Dokter itu bertanya pada Naomi sambil mengeluarkan alat Chek nya dari saku jas. Langusng saja Ve diperiksa, seluruh tubuh Ve ditempelkan oleh benda tersebut. "Syukurlah, keajaiban Tuhan datang. Pasien lebih membaik dari perkiraan" Naomi masih sibuk mengusap air mata nya.

VeomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang