Jahadd II.

1.4K 109 28
                                    


Halloooo. Apa kabar kalian, masih setia dengan cerita Author? Gimana yang terkena banjir, sudah gak banjir lagu kan?"

Gak usah lama-lama kalian baca. Terus komen, dan subscreb. Eh,
maksud nya kasih bintang.

Maap buat typo nya yang..

..

Betapa tidak bersyukur nya makhluk Hina ini. Sudah dikasih sempurna oleh Tuhan, malah berpaling yang bukan hak nya. Apa sebenernya mau dia, Tuhan sudah memberi nya dengan ikhlas sala satu malaikat bumi nya untuk hidup bersama.

Satu janji akan terikat abadi. Itu suatu janji terhadap Tuhan, satu janji seumur hidup yang diucap dihadapan Tuhan, bahkan diseluruh hadapan mahluk hidup yang sesama. Itu adalah keinginan setiap manusia. Hanya mengucap satu kali janji untuk hidup sampai mati.

Siapakah manusia yang tak tahu diri, Tuhan sudah memberinya belas kasihan. Ada kah rasa syukur yang dia rasakan, makhluk hina mana yang tak tau terimakasih pada sang pencipta.
..

"Jika Cici sudah gak kuat. Berhentilah ci"

Benar, jika skenario yang didapat tak sejalur apa boleh buat untuk tak melanjutkan. Toh, hidup sudah mempunyai skenario tersendiri.

"Pernikahan bukan lah permainan. Jika sudah dalam ikatan pernikahan, semua orang harus menerima perjalanan nya. Dan Cici hanya ingin merasakan pernikahan satu kali seumur hidup, Sinka"

Bukan maksud hasutan yang sedang diberi, namun rasa kasihan sebagai seorang saudara yang teramat. Siapa yang siap melihat orang itu akan sengsara tepat dimata kita? Tidak ada satu pun seorang adik yang berdiam diri saja melihat Kakak nya tersiksa hati.

"Bukan soal berapa kali kita menikah, Ci. Ini soal hati yang babak belur tanpa sentuhan, aku saja yang melihat nya merasakan sakit, apa lagi cici yang sudah menjadi hak paten"

"Dalam rumah tangga, ini adalah masalah biasa. Perselingkuhan bukan hanya pada pernikahan saja, hubungan yang belum sah saja ini sudah hal lumrah"

"Biasa? Perselingkuhan Cici anggap biasa? Ci, perselingkuhan itu masalah yang sangat besar dalam rumah tangga. Seorang yang berpaling, masih wajar jika belum menjadi satu dalam agama. Tapi kalian sudah sah, kalian sudah tercatat pada janji Tuhan!"

"Apa yang Cici anggap biasa dalam masalah ini? Cinta Cici terbagi, apa Cici itu anggap biasa?!"

Sudah cukup, emosi menguras nurani. Tidak kah bisa orang muda berbicara sopan pada yang lebih tua? Ya, itu harus. Tapi tidak untuk Sinka, bagaimana diri nya berdiam diri saja melihat Kakak kesayangan nya tersakiti.

"Setidak nya, aku sudah memberi saran pada Cici. Selebih nya, Cici yang punya hak" dengan mengambil tas nya, sang adik pergi dari hadapan sang Kaka yang tengah terdiam. Memikir kan tentang ucapan adik yang masih dianggap nya kecil.

Mereka mengabaikan orang-orang ditempat. Mereka lupa bahwa mereka berbicara ditempat umum, Naomi yang masih berada ditempat hanya bisa diam saja. Naomi pun tidak sedikit merasa malu, toh orang-orang disekitar pun tidak ada yang mengenal nya, hanya kali ini saja mereka bertemu.

Sebelum pulang Naomi ke kamar mandi terlebih dulu, hanya sekedar mencuci muka atau membuang air kecil. Naomi tidak mungkin membawa anak nya masuk, untung saja ada satpam diluar kamar mandi. Dengan percaya Naomi menitipkan Zee pada satpam dan diri nya memasuki kamar mandi.

VeomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang