Dear!

407 52 19
                                    

Haoooo pakabss nih, apa kah masih ada yang mampir ke lapak lapuk ini? Oh tidak ada rupa nya, hmm.

Tapi tidak papa, author akan terus updet hihihi. Pasti ada yg ngomong, author gercap bgt sih seminggu sekali up, padahal sebelum nya selalu up beberapa bulan  sekali. Nah, jadi author tuh kek lagi balik lagi ky dulu gitu, suka nulis-nulis gitu gais. Jadi gimana nih masih pada baca gak?

Dear ini, kek nya buat nemenin pas puasa aja deh. Kaya nya mingdep juga part terakhir, jadi next nya author bakal mikir judul lagi. Selamat membaca pacar-pacar kuuuuh.

.....

Kejadian satu minggu lalu membuat Naomi semakin menjadi diam, Ve pun tak paham kenapa Naomi menutup diri nya seperti ini. Di manakah letak Naomi yang cerewet itu, yang selalu menangis atau tersenyum malu kala menonton serial drama yang di sematkan dalam laptop nya.

Bahkan Ve pun di buat heran, jika Naomi marah terhadap diri nya tentu saja malam itu Naomi akan menolak cumbuan Ve atau marah pada Ve kala Ve mencium lembut bibir Naomi. Tapi, dengan welcome Naomi malah mempersilahkan tubuh nya untuk di jelajahi oleh nya, apa yang sebenar nya Naomi mau.

"Mi, lo beneran gak papa kan?" Yona pun sadar dengan perubahan Naomi, teman satu kantor nya itu mungkin memperhatikan setiap gerik Naomi.

"Gak Papa kok, emang aku kenapa?" Yona hanya menggeleng dan melanjutkan kerja nya. Tau kah kalian, bahwa ada yang terus memperhatikan Naomi selama pekerjaan ini berlangsung. Anin, gadis itu terus memperhatikan Naomi, bukan pak Cio ya. Mungkin gadis itu juga merasakan apa yang Yona rasakan.

"Apa nya yang salah, kan you melakukan nya tanpa ada tolakan" kini makan siang Ve harus bertemu dengan sahabat nya, karena memang ini semua harus di keluarkan, harus di ceritakan untuk sekedar mencari solusi. "Jika you paksa dia, pantas dia marah sama you. Dia welcome kan? So, apa yang salah?"

Pandangan Ve seperti biasa, ke sembarang arah namun  kosong. Ve pun sama, merasa heran dengan semua nya, harus nya malam itu Naomi tolak atau marah pada nya karena sudah berani menyentuh tubuh dia, tapi disitu pun Naomi sama-sama bermain di bawah dingin nya hujan.

"Bu Naomi, eum mau gak nanti malam makan di luar sama saya?"

Ve yang baru saja akan masuk ruangan, di hentikan dengan ucapan seseorang yang sedikit jauh dari nya. Dan terlihat pula Naomi sedang melihat ke arah Ve sembari tangan nya menempelkan sesuatu di mading miliki ruangan mereka. Entah kenapa Naomi menangkap ekspresi Ve yang kembali dingin, bahkan Ve begitu menggunakan tenaga hanya membuka pintu saja.

Malam pun tiba, Ve melihat Naomi sedang berselok di dalam kamar nya. Sudah pasti perkiraan Ve benar, bahwa Naomi dandan seperti itu untuk pria yang siang tadi mengajak nya makan malam. Ve hanya menghela nafas pasrah, entah kenapa sekarang jadi Ve yang seperti nya begitu haus perhatian dari Naomi. Bukan kah memang dulu Ve menolak Naomi secara terang-terangan.

"Ingat, seperti biasa. Jangan sampe Mama tau" Naomi berhenti kala mendengar suara Ve yang tanpa menatap nya.

"Apaan sih, orang aku mau keluar bareng Rona, Acha sama Nat" Ve langsung menoleh ke arah Naomi dengan ekspresi kaget nya, dan itu sangat lucu. Bahkan Naomi saja langsung memalingkan wajah nya.

"O..ohh" Ve sedikit malu, karena dugaan nya salah. Naomi lansung pergi gitu saja tanpa ada pamitan ke pada Ve. Saat pintu tertutup, entah kenapa Ve sedikit tersenyum malu.

..

Semua nya berjalan secara singkat, mungkin kah Ve sudah menaruh perasaan terhadap Naomi, karena beberapa kali Naomi melihat ekspresi tidak suka Ve kala Naomi dan Cio sedang bercanda ria. Ah, ya lembaran baru sudah terisi, mari kita isi juga lembaran Selanjut nya.

VeomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang