Putri TidurII

418 64 36
                                    

Hai gaess apa kabar?? Semoga sehat ya, kalian udah pada paksin belum?? Author udah mau paksin ke dua nih.

Oh iya, maap ya author habis jadi putri tidur dulu wkwkwk. Hati author udah tenang, jadi balik lagi wkwk

Cerita sebelah blum nemu ide, jadi ini dulu aja ya. Hehe cikidotttt...
..

Hari berganti, nuansa tetap sama. Didalam sekolah, beberapa siswi meneduhkan kepala nya lewat tangan, terik matahari hari ini begitu menyengat. Berkumpul ditengah lapangan membuat nya semakin panas, bisakah upacara kali ini berjalan dengan cepat. Bisa kah amanat dalam upacara di hilangkan? Seperti nya mustahil.

"Eh itu ada apa"

Ditengah hening nya amanat, keributan terjadi pada ujung barisan. Dimana tempat kelas 10 berbaris, pusat perhatian pun tertuju pada nya. Bahkan seluruh guru melihat tanya dengan kegaduhan itu. Sekira nya mereka yang berjarak jauh hanya menganggap itu hanya siswi yang pinsan saja.

"Ve, adek lo"

Ve yang sedang menunduk dengan cepat mendongak karena ucapan Beby, ternyata ricuh itu berasal dari adik Veranda , namun bukan pinsan yang menjadi masalah. Dan terlihat adik Ve sedang di seret sala satu guru laki-laki dengan keras. Ve menghela nafas juga ada sedikit khawatir. Namun Ve kembali fokus pada upacara yang kembali di laksanakan.

Gerutuan demi gerutuan dumelan terus saja terdengar. Panas terik kali ini semakin menyengat, bisa kah kepala sekolah itu menyudahi ucapan yang entah di dengar atau tidak oleh para siswi. Dalam diam nya Ve memikirkan keadaan adik nya, dan dengan secepat nya Ve keluar dari barisan lewat belakang berlari menuju tempat sang adik di seret. Untung saja guru yang baris di depan tidak melihat nya.

"Tuh kan, sayang banget dia sama tuh bocah" Shani dan Beby mengangguk membenarkan perkataan Nabilah.

Waktu ku buat singkat, upacara selesai dan ada hal yang tidak bisa di duga. Ve berdiri di tengah lapangan. Kenapa? Bahkan ini adalah salah adik nya, tapi kenapa Ve yang di hukum. Oh, tidak disitu ada adik nya yang ikut berdiri. Beberapa siswi menatap kagum serta kesel. Ve berdiri dengan hormat ke atas bendera dan juga sang adik yang terus menerus mengeluh.

"Lo sih dateng, kalo gak dateng gak bakal kita di sini" Ve masa bodo dengan ocehan adik nya, dan ve terus saja fokus mendongak ke arah bendera.

"Bisa diem gak sih, lo? Kalo gue gak dateng, lo bakal kena skors. Kalo lo kena skors kasihan Mama di rumah" Ve menatap datar sang adik yang akhir nya diam.

Dari kejauhan ada yang menatap kedua manusia ini, kalian tau siapa? Yah, wanita pengagum Ve alias Ibu Sinka. Guru itu hanya menggeleng saja, namun ada juga rasa kasihan pada murid nya itu. "Kenapa sih tingkah kamu tuh bikin aku makin suka, Ve" ibu Sinka berkata demikian dengan senyum malu di bibir nya. Setelah nya, dia pergi berjalan menuju kelas yang akan di ajar nya. Tidak disangka ada orang di balik gumaman itu.

"Geli banget tuh Guru, gak ada orang sepantaran nya apa, masa iya sama murid nya" gumam orang itu dengan aneh. Dan siswi itu menatap ke arah Sinka dan Ve secara bergantian, lalu dia menjauh setelah mengidih geli kan bahu nya...

..

Gelap hening, kening pening. Gadis itu membuka mata perlahan, dengan kening yang berkerut menahan sakit pada kepala. Pandangan itu masih belum jelas, hingga diri nya mendengar suara dari arah samping.

"Ve, kamu udah siuman?" Suara lembut juga khawatir itu masuk kedalam gendang kuping paling dalam. Namun,Ve tidak memikirkan siapa sang pemilik suara tersebut. Ve memikirkan apa yang sudah terjadi, juga kenapa pada diri Ve. Bukan nya tadi masih berdiri ditengah lapangan, lalu kenapa sekarang sudah terbaring di atas ranjang.

VeomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang