Veomi

Dikala waktu

Haaaiiiii.

Berapa lama kah kita tidak saling sapa? Wkwkw author kangen sama komen²an kocak kalian nih, jadi author bawain 1 cerita yg ga menarik nih wkwk. Apa kah masih ada kehidupan? Langsung aja ya baca cerita nya, tapi jgn lupa komen okeee

Ngik. Krek

"Aww!"

"Lo gak papa?"

Terik matahari adalah waktu yang tepat untuk melompati pagar sekolah. Segerombolan remaja telah melewati pembatas sekolah dari arah belakang, beberapa dari nya sudah berada di luar dan setengah nya masih berada di dalam.

"Lo mau jadi gak? Kalo mau ayo cepetan naik keburu nanti ada guru yang liat"

"Ta..tapi aku takut dimarahin Mami aku"

"Lo anak Mami banget sih, kalo gak mau yaudah lo balik lagi aja ke dalem jangan ngulur waktu!" Wajah cemas itu terlihat saat diri nya menaikan satu kalo untuk ke atas pembatas dengan di bantu teman yang di seberang dan di bawa, akhir nya dia bias berasa di luar sekolah. Saat hendak berlari dia menyempatkan untuk menoleh ke arah pagar itu, dia berani bertegat bolos hari ini, entah apa penyebab nya.

"Berapa murid yang bolos hari ini?" Pertanyaan dari seorang guru mampu membuat diam para siswa di kelas nya sambil saling mencari kursi kosong, hingga tatapan guru itu merasa heran dengan kursi kosong di paling belakang. Guru muda itu menghela nafas lalu dengan cepat melangkah keluar.

Di saat teman-teman nya membolos untuk ke suatu acara, si anak Mami itu lebih milih untuk pulang dan beralasan bahwa sekolahan telah di bebaskan karena ada rapat semua guru di kecamatan. Sampai rumah dia santai bertemu dengan wanita yang ada di rumah nya, sedikit pun tidak ada rasa takut.

"Gre, kok udah pulang?" Wanita itu mendekat ke arah gadis SMP yang memasang wajah datar nya. "Ini masih siang"

"Bukan urusan tante!" ucapnya dengan ketus dan berjalan cepat menaiki tangga, wanita muda itu hanya menggeleng saja sembari menghela nafas, betapa sabar diri nya menghadapi anak gadis yang hanya satu-satu nya di rumah ini.

Selang beberapa menit, pintu utama di buka dengan tidak santai, wanita itu yang dari arah dapur kaget siapa yang membuka nya dengan begitu keras. "Ve, kok kamu udah pulang?" Yang di tanya hanya berjalan cepat dengan raut wajah yang terlihat marah, wanita itu hanya menatap cemas saat Ve menaiki tangga dan mengetok keras pintu kamar Gre.

Tok tok tok.
Cklek.

Pintu itu di buka paksa dan ternyata memang tidak di kunci. "Keluar!" Nada marah itu terdengar oleh si gadis remaja di dalam nya yang sedang duduk membuka sepatu. Raut wajah nya terlihat begitu takut dan perlahan diri nya berdiri lalu  berjalan keluar kamar, terlihat Ve duduk di atas sofa ruang tengah.

"Kenapa lagi, Ve?

"Kamu lanjut masak aja, dan hari ini tidak ada pembelaan" ucapan nya dengan santai, wanita itu kembali ke dapur setelah menggeleng, setiap hari diri nya melihat keadaan yang seperti ini antara Ve dan Gre.

"Copot seragam kamu!" Gre berdiri di depan nya dengan wajah menunduk, Gre bingung apa yang akan di lakukan Ve. Perlahan dia mencopot satu per satu kancing pada kemeja lalu memberikan nya pada Ve. Ve berdiri dan mengambil paksa kemeja itu, lalu Ve membuang nya ke bawah dan menginjak nya. "Percuma dari rumah pake seragam sampe sekolahan jadi anak nakal!" Dengan rasa kesal Ve menginjak seragam itu dengan menatap marah ke arah Gre.

"Harus gimana lagi Mami hukum kamu biar kamu jera, hah?!" Rupa nya, ucapan Gre perihal takut pada sang Mami bener-bener tidak main, ternyata sang Mami begitu galak terhadap nya, ah tegas. "Mami gak nuntut kamu buat dapat peringkat!, Mami juga gak nuntut kamu biar bisa jadi kebanggaan  di sekolah!, Mami cuman pengen kamu nurut sama Mami, nurut sama Bunda kamu! Itu aja!" Rupa nya amarah itu begitu meluap untuk siang ini, mungkin juga diri nya merasakan lelah, saat jam yang harus nya di buat istirahat ia haru mengeluarkan tenaga nya untuk menegaskan lebih sang anak. "Dan sekarang kamu berani bolos!"