Mungkin kah III

1.6K 123 37
                                    

Hai sahabat nya author. Maap ye, bukan maksud author ingkar tentang cerita baru. Tapi author berpikir dua kali. Kalo author bikin cerita baru, takut nya author nemuin buntu ditengah jalan. Terus kalian pada bosen, kan sedih author nya. Jadi, author mau ngusulin aja. Author tetep nulis di one shoot ini tapi tentang Veomi. Eh tentang reques nya sih.

Kemungkinan besar kalo author bikin ff baru. Author bisa ngamlrak cerita nya. Maapin author sebelum nya ya. Pengen banget padahal bikin ff baru, taoi harus mikir 2x dulu sama peminat nya. Dan juga kan author masih amatir.








Hari ini Ve mengajak Naomi untuk berziarah ke makam sang ibu. Kini mereka masih dalam perjalanan. Ve tetap fokus pada setir nya, tapi Mata Ve berkali-kali melirik arah samping nya. Dimana Naomi sedang duduk tenang melihat keluar jendela. Namun, Naomi juga menyadari tingkah aneh Ve. Ve melirik nya dengan senyum malu.

Tangan Naomi yang berada diatas paha nya mengetuk mengikuti nada pada music dimobil. Namun Naomi masih merasa risih karena Ve terus saja mencuri pandang pada diri. Bukan nya risih sih, tapi Naomi penasaran. Apakah diri nya berapakaian yang tidak cocok pada tubuh nya atau ada yang aneh pada diri nya.

Srek.

Naomi mengubah duduk nya mengahadap ke arah Ve. Ve pun menjadi sedikit gelagapan karena ia berfikir Naomi memergoki nya. "Kamu kenapa sih, aku aneh ya?" Tanya Naomi sambil memperhatikan penampilan nya.

"Kamu cantik banget"

Satu kata yang keluar dari mulut Ve mampu membuat Naomi salah tingkah. Perlahan Naomi mengubah posisi nya dengan semula. Dan Naomi tersipu malu, lalu membuang wajah nya kearah jendela. Mungkin Naomi juga menutupi pipi nya yang sudah memerah. Bukan hanya Naomi, Ve pun sama, Ve sedang tersipu malu karena sudah mengatakan itu. Jadilah mereka saling malu-malu... ih Author nya gemess >_<.

Aksi saling malu mereka terhenti saat dering Televon Ve yang berbunyi. Mereka sama-sama saling melihat layar Hp Ve yang ada dipinggir nya. Tertara Nama Shania disitu, Naomi mengerutkan kening nya kearah Ve. Lalu mengambil alih Hp Ve. Jadilah Naomi yang mengangkat nya.

"Hoooy Ve. Lo lama banget sih, jadi nonton kaga sih. Lama lo kaya gadis!" Naomi melirik kearah Ve dengan wajah datar nya. Mengabaikan ocehan Shania disebrang.

Ve yang ditatap seperti itu ,menelan saliva nya. Betapa menyeramkan Naomi saat memasang wajah seperti itu.

"Elah, Ve lo masih bisa ngomong kan?"

"Hallo" Naomi menjawan dengan mata yang masih melirik ke arah Ve.

"Mampus gue!" Walaupun bergumam, suara Shania masih terdengar oleh Naomi. Dan panggilan pun dimatikan oleh seberang.

Ve tidak berani untuk sekedar melirik kesamping. Ve pelankan laju mobil nya. Karena Ve kehilangan fokus, Ve beberapakali membenarkan ujung topi putih yang dipake nya. Naomi tahu tingkah Ve yang sedang gelagapan, pasti Ve akan membenarkan posisi yang dipake nya.

"Ada jadwal apa sama temen kamu?!" Naomi mengubah duduk nya menghadap penuh kearah Ve. Tubuh Ve semakin menegang, Ve bener-bener membangunkan singa yang tidur. "Jawab!"

"A-aku cuma mau nemenin dia nonton kok" gugup nya.

Naomi menyender pada jok dengan kasar, dan kembali menatap keluar jendela setelah membuang nafas kasar nya. Nafas Naomi sedikit memburu, Ve semakin ketakutan. Dengan sedikit keberanian, Tangan Ve meraih tangan Naomi yang ada diatas paha nya, Namun Naomi menarik tangan nya kembali dengan kasar. Kalo seperti ini Naomi sudah sangat marah.

Mereka kembali diam. Ve masih tetep fokus dengan jalan, Naomi mengumpat kesel dalam hati nya. Naomi harus cari tahu hubungan Ve dengan Shania, mana ada Sahabat seintim itu. Bahkan Ve lebih banyak menghabiskan waktu nya dengan Shania. Pikir Naomi.

VeomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang