Gue sayang sama lo. Gue gak mau lo ngalamin hal yang sama kaya apa yang gue alami.
• • •Pelajaran telah berakhir beberapa menit yang lalu. Ini saatnya Bulan dan Agata mengisi perut mereka yang keroncongan. Kantin adalah pilihan paling tepat kali ini.
"Mba Suk pesen jus alpokat dua, jus melon satu, sama baksonya dua." Bulan berteriak mengalahkan suara bergemuruh murid lainnya.
"Siap! Tunggu aja di meja." Saut Mba Suk yang sudah hafal pesanan Bulan di luar kepala, tapi kali ini ditambang dengan jus alpokat dua.
"Kok jus nya dua? Gak boyoren perut lo?" Komentar Agata dengan menu pesanan mereka siang ini.
"Lo tau? Tadi malem gue gak bisa tidur. Paginya gue gak sempet bikin sarapan buat Bumi. Makanya sebagai tembusannya gue kasih dia jus alpokat."
"Serah lo dah." Agata memilih diam, Bulan memang keras kepala di suruh pilih bahagia atau sakit malah milih yang sakit.
"Ini non pesanannya, tadi benerkan jus alpokatnya dua?" Mba Suk mengantarkan nampan yang berisi pesanan bulan.
"Iya bener mba, makasih ya." Bulan tersenyum sopan.
"Iya sama-sama."
Bulan terlihat ingin mengangkat nampan yang baru saja Mba Suk antarkan, Agata yang melihatnya mengernyit heran.
"Mau lo bawa kemana nampannya?"
"Ke meja Bumi." Jawab Bulan santai.
"Gue gak mau!"
"Harus mau!"
"Enggak di sana ada Rendra gue gak mau."
"Sampai kapan lo mau terus menghindar Ta? Ayo gapapa kan ada gue." Bulan tersenyum menyakinkan.
Tak ada pilihan lain, Agata menurut. Meskipun dengan hati yang sedikit berat.
"Nah gitu dong!" Bulan tersenyum bahagia.
"Hai, kita boleh gabung gak?" Bulan bertanya ramah pada mereka.
"Gak!" Jawab Bumi telak membuat wajah bulan berubah kecut.
"Boleh boleh kok lan. Duduk aja, manusia setengah babi ke dia jangan di dengerin." Dimas justru menyambut dengan senang hati.
Bulan kembali tersenyum senang, dia meletakan nampan lalu menarik tangan Agata agar duduk disampingnya. Agata lagi-lagi hanya menurut, memilih segera memakan baksonya.
"Agata lo mau pangsit gak?" Rendra menawarkan sesuatu agar dapat berbicara dengan Agata.
"Gak makasih." Jawab Agata jutek.
"Enak lho. Yakin gak mau?" Agata menggeleng saja.
"Kalo sambel?" Agata menggeleng.
"Jangan deh nanti lo sakit perut lagi. Kecap aja mau gak?" Agata menggeleng mulai risih.
"Baksonya kurang asin gak, mau di tambahin gar—"

KAMU SEDANG MEMBACA
GARIS TAKDIR
Fiksi RemajaPantesan susah buat dapetin hati bumi. Orang bumi aja gak punya hati! • • • • Bulan cantik? Jelas. Bulan manis? Jangan di tanya lagi permen aja insecure lihat dia. Bulan pinter? Pasti, buku aja minder kalo di baca sama dia. Terus ada gak kekurangan...