Jangan pernah nyakitin bulan lagi! Atau bumi tidak akan pernah mendapatkan bulan kembali!
• • •
Mentari jingga terlihat mewarnai langit. Tapi acara belum kunjung selesai. Karena acara inti akan di adakan pada malam hari. Mendadak. Karena ini keinginan sang pemilik sekolah. Murid-murid boleh pulang lebih dulu. Bulan dan Agata akhirnya memutuskan untuk pulang ke apartemen milik Agata.
"Lo bawa mobil kan?" Tanya Agata ditengah perjalanan mereka menuju parkiran.
"Iya." Jawab Bulan singkat.
"Mau mampir makan gak?"
"Nggak."
"Mau ke mall dulu?"
"Nggak."
"Mau pulang ke rumah lo aja?"
"Nggak."
"Mau beli eskrim?"
Bulan diam sejenak menimbang, "nggak."
"Terus lo maunya apa?" Agata mulai kesal dengan sikap bulan yang tiba-tiba berubah. "Bilang dong jangan diam aja. Gue gak tau apa yang lo mau."
Bulan membuang nafas kasar. Matanya tiba-tiba berkaca-kaca. Bulan langsung memeluk Agata menangis terisak.
"Hiks.. Gue juga gak tau kenapa. Tiba-tiba pengen nangis aja.. Hikss.." Ujar Bulan sesegukan.
Agata hanya menggeleng saja. Sudah biasa seperti ini, Bulan yang tiba-tiba menangis. Atau Bulan yang tiba-tiba bahagia. Tidak menentu. Agata hanya bisa mengusap punggung Bulan menenangkan.
"Ya udah nangis aja gapapa. Tapi jangan lama-lama malu dilihatlah adek kelas."
"Hikss!!!" Bulan justru mengencangkan tangisannya, Agata menghela nafas pasrah.
"Permisi kak." Benar saja ada adik kelas cewek yang menghampiri mereka berdua.
"Hehe maaf dek, keganggu ya sama tangisan temen gue? Maaf ya? Biasa gak dibeliin permen jadi gini."
"Hiks!!" Bulan kembali mengencangkan tangisannya. Agata dengan reflek menepuk-nepuk punggung Bulan.
"Cup! Cup! Cup! Cup! Gapapa sayang gapapa. Nangis aja." Tiba-tiba tangisan Bulan berhenti, tapi masih enggan melepas pelukan. Malah semakin mengeratkan pelukannya, menyelundupkan kepalanya ditengkuk Agata.
Agata melongo heran, bukannya tingkah Bulan sangat kanak-kanakan?
"Khem maaf kak. Ini ada titipan kotak buat kak Bulan." Adik kelas tadi kembali bersuara.
Fokus Agata kini terbelah antara adik kelasnya dan kotak yang dibawanya, "dari siapa?" Tanya Agata.
"Katanya gak boleh disebutin namanya, kak." Ucapnya.
"Oh ya udah, makasih ya?"
"Iya sama-sama Kak. Aku duluan." Selepas kepergian adik kelas tadi. Agata menatap kotak hitam berpita merah dengan penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARIS TAKDIR
Novela JuvenilPantesan susah buat dapetin hati bumi. Orang bumi aja gak punya hati! • • • • Bulan cantik? Jelas. Bulan manis? Jangan di tanya lagi permen aja insecure lihat dia. Bulan pinter? Pasti, buku aja minder kalo di baca sama dia. Terus ada gak kekurangan...