39| Garis Takdir

1K 80 3
                                    

Bahagia bumi itu mahal harganya.

• • •

"Bumi kamu serius gak bisa nemenin aku hari ini?" Libra menatap sedih Bumi yang sudah siap dengan jaketnya.

"Iya, sorry. Gapapa kan gue tinggal? Ada mama Mentari juga," Bumi tersenyum kecil menatap Libra yang tengah terbaring.

"Tapi aku pengen kamu yang nemenin aku,  ucapnya kecewa.

"Libra, kan udah ada temen lo juga. Masa apa-apa harus sama gue. Gue juga ada urusan lain yang gak terus melulu soal lo," tekan Bumi.

"Emangnya urusan lain apa sih? Bulan? Bulan aja terus yang dipikiran," cibir Libra kesal.

"Jelas, Bulan itu pacar gue jadi wajar gue mikirin dia."

"Bumi kok kamu gitu sih."

"Udahlah gue mau pergi sekarang. Minum obat lo kalo besok lo tetep ngotot ikut pergi ke Bali," Bumi masih menyandarkan tubuhnya diambang pintu kamar Libra.

"Iya iya," gerutunya.

"Bianca gue titip Libra." Bumi beralih menatap Bianca dan beberapa teman Libra yang ada disana.

"Siap, Vin!" jawab Bianca.

"Kalo gitu gue pergi. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Selepas kepergian Bumi ruangan itu kembali bising.

"Gila Vino ganteng banget. Put, kok lo gak bilang si kalo serumah sama Vino." Histeris salah satu anggota geng The Queen Bess.

"Panggil gue Libra aja. Iya, keluarga kita saling kenal kebetulan keluarga gue baru ada kerjaan di luar negeri makanya gue ditinggal di
sini berhubung badan gue juga sedikit gak mendukung," jelas Libra.

"Lo pasti sembuh, Libra." Dasha menatap Libra lembut.

"Thanks, Sha."

"Gue ngiranya Vino itu pacar lo bukan pacar— siapa tadi namanya Bulan?"

"Iya Bulan, dan kalian tau gak? Bulan itu Ratu."

"Apa?! Gila aja. Pantesan kemarin gue lihat mereka mesra di dapur. Mau gue foto eh si Lena ke buru dateng."

"Good looking sama good looking udahlah cocok."

"Tapi, Libra lo suka kan sama Bumi?" celetuk Bianca.

"Kelihatan banget ya?" ucap Libra terkejut.

"Hahaha kalo gue yang lihat mah iya. Lo beneran suka sama dia?"

Libra menganggu lemah, "iya siapa sih yang gak bakal suka sama cowok kaya Bumi. Udah ganteng care lagi."

"Lo harus bisa dapetin dia lah."

"Gak bakal bisa. Dia sayangnya sama Ratu bukan sama gue."

"Buat Bumi selalu luangin banyak waktu buat lo. Hingga dia gak punya banyak waktu buat Ratu. Gue yakin hubungan mereka bentar lagi akan kandas."

"Gimana caranya?"

"Pura-pura tetap sakit aja. Nanti gue bantu."

Mereka saling tatap, kemudian saling tersenyum penuh arti.

"Cakep!" seru mereka kompak.

"Dan gue punya rencana buat kesenangan kita saat di Bali nanti." Bianca tersenyum menyeringai.

"Katanya damai. Damai apaan ini, pren."

"Damai boong-boongan, hahaha." Tawa menggema diruangan berdominasi pink.
• • •

GARIS TAKDIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang