8| Garis Takdir

2.2K 192 8
                                    

Seperti alat musik, yang tidak akan bernada jika tidak di mainkan. Seperti hidup, yang tidak akan berwarna jika tidak di warnai. Tapi semua tidak sesederhana itu, semua perlu perjuangan. Untuk menciptakan nada yang berwarna.
• •

Ruangan bernuansa putih, dengan beberapa alat musik yang melengkapi. Menjadi tempat paling nyaman untuk siapa saja yang menyukai. Bulan berada disana dengan beberapa orang juga. Seperti janjinya kemarin.

"Kenali guys, dia Bulan. Kalian pasti kenal kan? Yang viral gara-gara cover lagu cinta membunuhku kemarin." Nada memperkenalkannya Bulan pada teman-temannya.

"Hai, gue Dante sebagai gitaris." Bulan dengan senang hati menerima uluran tangan cowok bernama Dante.

"Gue Bulan, salam kenal."

"Bastian, drummer." Cowok dengan raut cuek mengenalkan diri tanpa mengulurkan tangan.

"Bulan, salam kenal." Bulan tersenyum kaku, merasa jika Bastian tidak suka dengan kehadirannya.

"Sikap bastian emang gitu, cuek. Gue aja yang dulu baru gabung pertama kali juga di gituin sama dia. Awalnya gue kira dia patung hidup. Tapi kalo udah kenal pasti seru kok." Nada merangkul Bulan, seperti tau apa yang dia rasakan.

Bulan mengangguk mengerti. "Kalian cuma bertiga?"

"Enggak kita berlima, yang satu juga bentar lagi dateng suka ngaret emang, yang satu sakit makanya lo gantiin dia." Dante senang hati menjelaskan.

"Ayo mulai aja latihannya." Nada berjalan ke arah piano, yang bulan tebak Nada adalah pianis.

"Lo vokalis lan, microphonenya ada di sebelah bastian." Nada menunjuk letak microphone yang memang sedari tadi mencuri perhatiannya.

"Kok ada dua, emang ada dua vokalisnya?" Tanya bulan heran saat menemukan dua microphone

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kok ada dua, emang ada dua vokalisnya?" Tanya bulan heran saat menemukan dua microphone.

"Iya." Bastian menjawab singkat, Bulan hanya mengangguk saja. Sudah biasa menghadapi sikap seperti itu, Bumi contohnya. Tuh kan Bumi terus.

Brak!

Pintu di buka dengan keras, membuat orang didalamnya tersentak kaget. Tapi orang yang mendobrak pintu hanya cengengesan tak merasa bersalah.

"Hehehe sorry gue telat. Besuk gak akan lagi deh." Cowok itu mulai melangkah menduduki kursi tepat di samping bulan. Mengambil ahli microphone satunya.

"Besuk gak akan lagi deh. Janji besuk bakalan tepat waktu. Cih bullshit!" Sinis nada yang sudah hafal sikap temannya.

GARIS TAKDIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang