2| Garis Takdir

3K 247 51
                                    

Ada yang terjatuh berkali-kali tapi bukan air hujan.
• • • •

"Bumi mau kemana kamu?!" Teriakan Bu Tutik melengking di sepanjang koridor.

Bumi menutupi wajahnya dengan tudung jaket. Menghindari tatapan penuh penasaran dari setiap siswa yang ia lewati. Merasa Bu Tutik masih berusaha mengejarnya. Ia meningkatkan kecepatan untuk melarikan diri.

"Sialan!" Bumi tanpa sengaja menubruk bahu seseorang. Bukannya meminta maaf ia justru mengumpat.

Brak!

Bumi dengan keras membuka pintu UKS. Orang yang tengah berada di dalamnya tersentak kaget.

"Sembunyi! Sembunyi! Sembunyi!" Komat kamit bumi dengan linglung mencari tempat persembunyiannya.

Lemari!

Bumi memutuskan sembunyi di dalam lemari. Mencoba menarik kenop pintunya, tapi terkunci.

"Kunci! Kunci! Mana kuncinya?" Bumi grusak-grusuk menyelusuri setiap laci.

Tapi, tiba-tiba kunci yang dia cari sudah ada di depannya. Tanpa melihat siapa yang memberinya kunci Bumi langsung merebut kuncinya. Membuka lemari, lalu masuk ke dalamnya. Kebetulan lemarinya adalah lemari baru jadi belum sempat terpakai.

"Jangan bilang siapa-siapa, awas lo!" Bulan menganggu patuh, dadanya berdetak cepat hanya di tatap tajam seperti itu oleh Bumi.

"Nih kuncinya, cepat kunciin gue." Bulan lagi-lagi hanya mengangguk menerima kuncinya. Lalu menutup lemari, dan memutar kunci sampai berbunyi ceklek.

Bertepatan dengan itu Bu Tutik memasuki UKS dengan tatapan menyelidiki. Bulan dan Agata yang berada di UKS menelan ludah. Melihat tatapan sadis gurunya yang belum juga hilang.

"Kalian lihat Bumi dimana?" Bulan dan Agata serempak menggeleng.

"Beneran gak tau?" Bulan dan Agata mengangguk serempak.

"Bumi tadi lewat sini gak?" Mereka menggeleng.

Brak!

"Jawab ibu! Punya mulut enggak?!" Bu Tutik menggebrak meja UKS, hampir membuat gelas di sana tumpah.

"Be-beneran kok bu. Ki-kita gak lihat bumi, ya gak, Ta?" Agata mengangguk patah-patah menjawab pertanyaan bulan.

"Awas kalau kalian ketahuan bohong!" Bu Tutik menatap muridnya tajam, mengangkat tangannya lalu digerakkan mengiris didepan leher. Bulan dan Agata meringis meneguk ludah.

Bu Tutik akhirnya melangkah pergi meninggalkan UKS, Bulan yang semula berdiri kini menjatuhkan tubuhnya ke lantai. "Berasa mo copot jantung gue, huhu."

"Tau ih, sadis bener tu guru." Agata terkekeh mendengar keluhan bulan. Kemudian kembali merebahkan dirinya.

"Woy cepet keluarin gue. Bisa mati sesek nafas gue disini." Teriakan dari dalam lemari membuat bulan segera bangkit. Lupa jika di dalamnya ada sang pujaan hati.

"Oh iya Bulan lupa!"

Klek!

Bumi segera keluar dari dalam lemari. Tangannya bergerak menyingkirkan Bulan, "lama lo ah!"

GARIS TAKDIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang