Dan karena lo adalah musik terindah yang pernah gue dengar.
• • • •
Angin berhembus pelan. Menerbangkan surai gadis cantik yang sedari tadi hanya terdiam. Lensa abu-abu miliknya masih enggan berpaling dari lensa hitam tajam yang mempesona.
"Apa?" Pemilik lensa hitam tajam membuka suara.
"Bumi lupa ya? Larat maksud Bulan, Bumi gak tau ya?"
"Gak tau apa?" Cowok yang di panggil Bumi mengernyit bingung.
Bulan menghela nafas, "Bumi bener-bener gak tau?"
Bumi menggeleng. Dia sungguh tidak mengerti apa yang Bulan maksud.
"Bulan kecewa."
"Kenapa?"
"Bulan kecewa karena Bumi gak tau."
Bumi terdiam, mencoba mengingat apa yang ia lupakan tentang gadis yang sedang berdiri dan menatapnya kecewa.
"Bumi tau." Bumi mengembangkan senyumnya, Bulan ikut tersenyum berharap Bumi mengingatnya.
"Apa?"
"Nanti Bulan bakal tampilkan?" Bulan langsung cemberut.
"Bukan itu."
"Terus?"
Bulan kembali menghela nafas, putus asa. "Ya udah gapapa kalo Bumi gak tau atau lupa. Kalo gitu Bulan pergi dulu."
Bumi termangu menatap punggung Bulan yang mulai menjauh, tapi tak berselang lama punggung itu kembali berbalik ke arahnya.
"Bajunya bagus. Cocok sama libra. Semoga jodoh ya?" Bukan kalimat kecewa, marah, atau sedih yang keluar dari mulut bulan.
Tapi justru kalimat yang menyatakan kebahagiaan, menyatakan bahwa dia benar-benar tidak masalah akan itu. Hal itu yang malah semakin membuat Bumi merasa bersalah. Membuat Bumi semakin yakin bahwa bulan akan kembali terluka karena dia.
• • • •Bulan berjalan menuju kelas dengan mood yang tidak begitu baik. Satu karena Bumi lupa atau lebih tepatnya tidak tau kalo hari ini Bulan berulang tahun. Dua karena Bumi yang berangkat bersama Libra. Dengan baju yang sama seakan semua itu telah di rencanakan. Kenapa saat kemarin Bulan bahagia hari ini Bulan harus kembali terluka?!
Bulan membuang nafas kasar. Meredakan emosi yang menguasai dirinya. Tidak ingin membuang waktu karena sebentar lagi bel masuk. Bulan membuka pintu kelas lalu perlahan melangkah masuk.
Brak!
Pintu kelas tertutup dengan sendirinya. Bulan menoleh kaget, tidak ada siapa-siapa. Mungkin angin, pikir Bulan.
"Kok gelap sih? Mana sepi lagi? Beneran pada belum berangkat? Agata mana?" Bulan bertanya pada dirinya sendirian.
Keadaan kelas saat ini seperti kelas mati. Gelap, sepi, senyap, horor. Tapi bukan Bulan namanya kalo lari begitu saja. Bulan melanjutkan langkahnya. Meraba ke depan, mencari saklar lampu.
Wushh!
"Akh!" Teriak Bulan saat merasakan ada angin yang menerpa daun telinganya.
Wushh!
Lagi-lagi daun telinga sebelah kanannya seperti ada yang meniup, "jangan main-main anjing!" Suara bulan menggema di ruang kelas yang sunyi.
"Happy birthday to you. Happy birthday to you🎶
KAMU SEDANG MEMBACA
GARIS TAKDIR
Teen FictionPantesan susah buat dapetin hati bumi. Orang bumi aja gak punya hati! • • • • Bulan cantik? Jelas. Bulan manis? Jangan di tanya lagi permen aja insecure lihat dia. Bulan pinter? Pasti, buku aja minder kalo di baca sama dia. Terus ada gak kekurangan...