Bukan aku tak percaya. Hanya saja sikapmu yang memaksa ku terus berfikir yang tidak-tidak.
• • •
Bel pulang sekolah telah berdering beberapa menit yang lalu. Bulan melangkahkan kaki jenjangnya keluar dari toilet. Bibirnya bersenandung ringan.
Namun seketika langkahnya terhenti. Menggerutu pelan, menyesal karena menyuruh Pak Tejo untuk tidak menjemputnya.
"Lo kenapa sih?! Kenapa lo jadi jahat sama gue? Salah gue apa?"
"Bukan lo yang salah! Tapi gue, karena gue udah jatuh cinta sama gadis kotor kaya lo! Gue kecewa sama lo!"
"Maksud lo apa ngomong gitu? Lo pikir gue mau hidup kaya gini?! Enggak, ndra. Gue mau kaya anak gadis lainya. Lo seenaknya ngomong gitu tanpa pikirin gimana perasaan gue! Mau lo apa?!"
"Gue mau lo pergi dari hidup gue! Jangan ganggu gue lagi! Gue gak mau lihat muka lo lagi! Muak gue, ta!"
"Oke gue bakal pergi kalo itu yang lo mau! Gue juga nyesel ndra, udah jatuh cinta sama lo. Kesempatan yang gue beri lo sia-siain gitu aja! Selamat lo berhasil patahin kepercayaan gue lagi! Gue harap gue gak ketemu lagi sama lo! Gue benci sama lo!"
Agata berbalik, terkejut melihat bulan yang masih terdiam menyaksikan. Tapi dia tak perduli, memilih segera memasuki mobilnya, menancapkan gas begitu kencang. Bulan kembali menggerutu kenapa Agata tidak menawarinya tumpangan?
"Dasar temen." Cibir Bulan, "temen dajjal maksudnya." Kekeh bulan, tapi segera mendatarkan wajahnya saat bertatapan dengan Rendra.
Bulan melangkah mendekati Rendra yang terlihat kalut, "sampai gue lihat Agata depresi seperti dulu lagi. Lo orang pertama yang gue bunuh, ndra."
"Gue gak tau, lan. Gue sayang sama Agata. Tapi keadaan yang maksa gue kaya gini." Ucap Rendra lirih, dia benar-benar frustasi.
"Bukan keadaan yang maksa lo kaya gini. Tapi diri lo sendiri, lo gak bisa nerima kenyataan yang ada. Itu yang bikin lo jadi orang yang pengecut, bodoh!"
"Gue harus apa?"
Bulan menggeleng, "gue sendiri juga gak tau. Yakinin Agata lagi, jika lo beneran sayang dia. Dia pasti bisa jadi milik lo."
"Tapi gue gak bisa kasih dia harapan lebih—"
"Lo sayang sama dia, tapi lo ga mau dia jadi milik lo?" Serah Bulan. "Mau lo apa si, ndra? Lo serius gak sama temen gue?!"
"Ada hal yang gak bisa gue omongin sama lo! Itu yang bikin gue gak bisa miliki Agata!" Sentak Rendra kesal.
Bulan mendengus, tidak ada gunanya ia tetep disini. Bulan memilih pergi, memesan taksi mungkin ada gunanya. Dia ingin segera pulang. Kejadian hari ini benar-benar melelahkan. Sekaligus membahagiakan.
Tapi seorang Rendra kembali menahan langkah kakinya, Bulan menggeram kesal. Apa lagi yang Rendra mau?!
"Apa lagi?" Desis Bulan.
"Lo gak mau ke rooftop?" Sungguh pertanyaan yang tak beralasan.
"Ngapain?"
"Bumi ada di sana."
Bulan membulatkan matanya, Bumi tadi bilang dia sudah pulang karena ada urusan. Lalu kenapa dia masih ada disini?!
"Sama Libra."
Bulan kembali dibuat terkejut dengan ucapan Rendra. "Serius lo?!"
"Serius."
"Ngapain mereka di sana?"

KAMU SEDANG MEMBACA
GARIS TAKDIR
Novela JuvenilPantesan susah buat dapetin hati bumi. Orang bumi aja gak punya hati! • • • • Bulan cantik? Jelas. Bulan manis? Jangan di tanya lagi permen aja insecure lihat dia. Bulan pinter? Pasti, buku aja minder kalo di baca sama dia. Terus ada gak kekurangan...