20| Garis Takdir

1.7K 140 0
                                    

Kamu berhak melukai. Dan aku berhak untuk pergi. Terimakasih. Tapi, ini sudah cukup perih. Aku tak sanggup lagi.

• •

"Selamat malam, semuanya! Selamat berjumpa lagi dengan aku Vania Keisha."

"Dan aku Dito Gibrano."

"DIACARA HUT SMAN 1 BANGSA KE 14 TAHUN!!"

Tepuk tangan bergemuruh. Walaupun acara di laksanakan malam hari. Tapi para siswa-siswi justru lebih bersemangat untuk menyambut. Para guru datang dengan pakaian formal. Menempati bangku yang telah disediakan. Para donatur sekolah turut hadir pada malam hari ini.

"Karena saya tidak suka membuang waktu. Untuk mengawali acara ini kami akan mendatangkan bintang senior sekolah kita. Ini dia penampilan dari Grup band the lion roared."

Disisi lain, anak grup band musik masih bersiap-siap dibelakang panggung. Entah Bulan yang sedang mengganti sepatu hitamnya, atau Nada yang sedang menyisir rambutnya.

"Woy anjirlah! Itu kita udah di panggil! Lo berdua malah masih asik-asikan dandan!" Sentak Dante gregetan.

"Eh emang itu kita yang dipanggil?" Tanya Bulan bingung, berdiri dari tempatnya duduk dengan sepatu hitam yang telah terpasang sempurna.

"Ya iyalah emang siapa lagi grup band di sekolah kita ini kalo bukan kita?!" Leo menjawab.

Bulan mengangguk saja, walau nama bandnya sedikit aneh. The lion roared? Singa yang meraung? Yang benar saja.

"Itu nama grupnya Leo yang buat. Mentang-mentang namanya singa jadi gitu!" Ujar Nada seakan tau apa yang ada di pikiran Bulan.

"Cepetan, udah dikode tu." Ucap Bastian menunjuk bapak kepala sekolah yang sedang menyuruh cepat dengan gerakan mulut yang bisa dibaca dengan mudah 'buruan' ya seperti itu lah.

"Eh gue pake sepatu hitam kaya apa gitu gak sih?" Ucap bulan memperlihatkan sepatu hitam yang terlihat asing dimatanya.

"Enggak kok, cuma ya emang kaya asing aja. Tapi btw sepatu lo bagus, cocok sama bajunya ada garis kotak-kotak gitu. Coba kemarin gue titip juga." Jawab Nada ikut memperhatikan.

"Iya udah bagus kok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya udah bagus kok. Buruan udah pada nunggu lama!" Sentak Leo gemes. Padahal Dante dan Bastian sudah naik keatas panggung.

"Leo kemeja lo belum lo lipet lengannya. Coba lo lipet kaya Dante sama Bastian tadi." Tegur nada memperhatikan lengan Leo.

Leo melihat lengannya, benar saja. Lengan kemeja merah kotak-kotaknya sebagai seragam mereka belum ia lipat.

"Bulan tolong lipetin dong." Leo justru mendekati Bulan, menyerahkan lengannya.

GARIS TAKDIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang