Pantesan susah buat dapetin hati bumi. Orang bumi aja gak punya hati!
• • • •
Bulan cantik? Jelas. Bulan manis? Jangan di tanya lagi permen aja insecure lihat dia. Bulan pinter? Pasti, buku aja minder kalo di baca sama dia. Terus ada gak kekurangan...
Ratu pantas memakai mahkota. Bulan adalah ratu yang bertahta di hati papa.
• • •
23/10 Bulan mengerjapkan matanya saat cahaya matahari bersinar terang. Hal pertama yang ada di pikirannya adalah bumi. Ah ternyata semua itu cuma mimpi. Bulan kira itu adalah nyata. Tapi saat dia terbangun semua itu lenyap, berati itu hanya mimpikan?
"Sial gue kira beneran, huhu." Runtuknya.
Bulan menyingkap selimut, mengeluarkan diri dari balik kain yang semula menangkupnya hangat. Bulan berjalan gontai menunju toilet, tapi saat melewati cermin langkahnya terhenti.
"Eh bukannya kemarin malam gue pake baju biru? Terus kenapa sekarang pake baju merah?" Gumam bulan heran, "ya udahlah."
Bulan telah selesai membersihkan diri. Memakai baju yang akan ia kenakan untuk pentas kelasnya. Sedikit bermake up tipis untuk menghadirkan kesan fresh. Rambut hitam dengan warna abu-abu ia biarkan tergerai indah. Mengoleskan liptint berwarna pink di bibirnya. Seketika bulan merasa dejavu atas 'mimpinya' tadi.
"Bi Nur, Bulan berangkat ya?!" Bulan sedikit berteriak menghampiri Bi Nur yang sedang memasak di dapur.
"Gak mau sarapan dulu non? Gak mau minum obat dulu?" Bi Nur bertanya khawatir.
"Emang kenapa harus minum obat?" Balas bulan heran.
"Kan kemarin malam Non Bulan hujan-hujanan bibi takut Non sakit."
"Hujan-hujanan?"
"Iya, Non lupa? Padahal kemarin malam Non di antar pulang sama den bagus."
"Non ini gimana sih? Masih tidur apa lagi amnesia. Den Bumi teh nganterin Non ke sini katanya tadi ketemu di taman. Non bulan hujan-hujanan disana."
Bulan tertegun mendengar ucapan Bi Nur, "oh jadi bukan mimpi ya?"
"Mimpi apa?"
"Mimpi kalo bumi tadi malem ci—" Bulan seketika memegang bibirnya sendiri, sedikit bengkak dari biasanya.
Sial. Ternyata beneran!
"Ci apa Non?"
"Haha engga kok, bi. Papa mana?" Bulan mengalihkan perhatian.
"Tuan kayanya udah pergi pagi-pagi sekali. Dia nitip ini katanya buat Non gitu." Bi Nur menyerahkan sebuah kotak berukuran lumayan besar berwarna navy.
Bulan menerimanya, "apa ini bi?"
"Bibi gak tau."
Bulan membuka kotak itu perlahan, lalu menganga terkejut melihat apa yang ada di dalamnya. Sebuah mahkota, benar-benar mahkota. Dengan kekaguman yang belum reda bulan mengambil mahkota itu. Berwarna pink memukau.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.