21| Garis Takdir

1.5K 113 0
                                    

Gue Ratu, jika lo berani nyentuh keluarga gue. Gue gak bisa janji dunia lo akan baik-baik saja setelah itu.
• •

"BULAN PELAN ANJING!!! LO MAU KITA MATI!?" Teriak Agata memeluk Bulan erat dari belakang.

Bulan diam saja mengabaikan teriakan Agata. Terus fokus membelah jalan raya dengan kecepatan tinggi. Dia tak peduli dengan maut. Dia tak takut dengan malam. Dia tak takut dengan gelap. Buat apa takut? Jika ternyata malam dan gelap adalah teman yang sesungguhnya?

"Tenang aja. Gak bakal mati secepat itu kok." Jawab Bulan santai, saat teriakan Agata kembali terdengar.

Bulan memarkirkan motor Kawasaki Ninja putihnya di basecamp sebuah gedung tua yang telah lama tidak ia kunjungi. Bulan merapikan rambut abu-abunya. Permen karet tidak pernah lepas dari mulutnya.

Matanya menatap nyalang kedepan, tidak ada lagi tatapan mata penuh keceriaan yang ada hanya tatapan tajam dan kelam. Agata sampai bergidik ngeri melihatnya. Mereka masuk melewati pintu belakang gedung.

Suhu udara AC terasa sangat kental. Jangan tertipu dengan penampilan gedung yang terlihat tua dari luar. Tapi sesungguhnya dari dalam gedung itu terlihat seperti hotel bintang 5. Bulan sendiri yang membangun gedung ini 5 tahun yang lalu.

"Woy ratu coming back!"

"Ratu coming back!"

"uWuuu Ratuu!!!"

Begitu Bulan memasuki ruangan itu suara bergemuruh terdengar. Bulan tersenyum menyeringai, dia senang kembali pertemuan dengan mereka.

"Ci, Ratu siapa?"

"Lo akan tau nanti."

Bulan berdiri di tengah ruangan dengan Agata disampingnya.

Tersenyum, "senang bertemu sama kalian semua." Ucapnya lugas.

"I miss you, Ratu!!" Seorang cewek berambut pendek berlari menghampiri Bulan, memeluknya erat.

"I miss you too, Cici." Bulan balas memeluk.

"Gue seneng lo bisa gabung sama kita lagi." Cewek berambut pirang, dengan raut jutek menghampiri Bulan memeluknya.

"Cantika!! Kangen banget gue sama lo. Gue juga seneng bisa ketemu sama kalian lagi." Bulan memeluk Cantika, cewek jutek dengan segala kemisteriusannya.

"Siapa yang jadi pengganti gue selama gue gak ada?" Tanya Bulan.

"Gak ada. Tapi Cantika sebagai wakil yang memimpin kita. Tapi semenjak beberapa bulan lalu ada pengganti baru." Jelas jessica.

"Oh ya? Siapa?" Agata penasaran.

"Putri." Semua pasang mata menatap ke arah cewek yang tengah berdiri terdiam menatap tak percaya.

"Put sini lo."

Tanpa bisa mengelak gadis yang dipanggil Putri menghampiri mereka, "kenapa?"

"Kenalin gue Ratu." Dengan senyum menyeringai Bulan mengulurkan tangannya. Tapi diacuhkan oleh cewek yang dipanggil Putri.

"Gue Putri, lo mau apa ke sini? Kita ga buka penambahan anggota. Jadi mending lo pergi."

"Siapa lo nyuruh-nyuruh gue pergi?"

"Gue ketua geng Ladybugs di sini. Dan gue berhak untuk mengatur." Ujarnya sengit.

"Putri lo-" Ucapan Cici tertahan saat Bulan mengangkat tangannya menyuruhnya diam.

Bulan tersenyum sinis mengangkat satu alisnya menyilangkan tangannya di depan dada. Menatap cewek itu meremehkan, "baru aja belagu lo. Kenalin gue Ratu dan gue ketua geng Ladybugs. Jika geng ini gak buka penambahan anggota. Maka gue akan buka pengurangan anggota."

GARIS TAKDIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang