Nyatanya hanya teman yang bisa di andalkan. Hanya teman tempat pelipur lara yang sesungguhnya.
• • •
Motor putih itu melaju kencang. Membelah langit malam ibu kota. Seolah tuli oleh klakson kendaraan lain yang merasa terganggu olehnya. Bulan semakin meningkatkan putaran stangnya.
Sedikit menurunkan kecepatan saat sebuah gedung tua telah terlihat didepan mata. Dengan sigap Bulan membelokan stangnya, melaju pelan menuju belakang gedung yang telah ramai kendaraan lain. Dan beberapa orang bercengkrama di sana.
"Oy ratu." Mereka menyapa Bulan satu persatu.
"Eh sorry gue telat." Ucap Bulan tersenyum tipis, menjabat tangan mereka bergantian.
"Sans, men."
"Gue masuk dulu." Pamit Bulan.
"Yoi." Saut mereka bersamaan.
Saat sampai didalam suasana yang semula ramai kini hening seketika saat Bulan datang. Bulan menatap mereka bingung, apa yang salah dengan dirinya?
"Ratu, welcome!" Cici berseru riang, memeluk Bulan singkat.
Bulan balas tersenyum. "Kumpulin aja semua orang langsung, ci."
"Siap Ratu!"
Cici segera berlari ketengah ruangan. Menggeser meja yang ada disana. Lalu menaikinya tanpa ragu.
"Iqbal disuruh buka acara sekarang juga sama Ratu!!" Teriak Cici nyaring membuat perhatian semua orang teralihkan padanya.
Tapi kecuali Iqbal yang justru masih asik dengan rubik ditangannya. "Ntar dulu, nanggung." Jawab Iqbal santai.
"Cepetan sini! Nanti gue beliin yang segitiga sama trapesium."
"Serius?!" Binar Iqbal senang.
"Serius sama yang lingkaran juga bakal gue beliin." Kekeh Cici.
Iqbal segera mendatarkan raut wajahnya, tapi segera memasukan rubik kedalam saku hoodie. Berjalan santai menuju tempat Cici berada.
"Nahh gitu dong nurut jadi gemes." Cici mencubit kedua pipi Iqbal gemes.
"Jijik ci sumpah." Ujar Lena bergidik ngeri.
Cici terkekeh, mulai mengambil mix dari kardus kecil. Menyerahkan satu mix ke Iqbal dan satu mix kegenggaman tangannya.
"Lo yang buka." Bisik Cici.
"Hem." Dehem Iqbal menurut.
"Sebelumnya terimakasih banyak buat kalian yang udah mau hadir dipertemuan ketiga kita malam ini." Pembukaan dilakukan dengan baik oleh Iqbal.
Cici tersenyum, "langsung saja keinti acara yaitu membahas apa saja kebutuhan kita selama di Bali nanti."
"Seperti yang gue bilang kemarin kita akan ngadain camping. Dan tentunya kita akan membuat regu disini." Lanjut Iqbal.
"Yap, setiap regu terdiri dari lima orang. Berhubung yang dapat ikut hanya sekitar 150 orang saja. Maka seharusnya acara ini tidak berjalan rumit. Jadi kami mohon kerja sama dari kalian semua."
"Jadi apa lagi yang perlu kita bawa?"
"Nahh iya, kalian juga harus membawa pakaian ganti bebas. Khususnya untuk cewe plis banget jangan membawa pakaian yang tipis atau kurang bahan. Kita kesana mau hiburan bukan mau ngelonte."
"Woy lah ya kali!" Sentak anak gadis tak terima dengan ucapan Cici yang seolah menghantam mereka telak.
"Bajunya secukupnya aja kita disana cuma 3 hari 2 malam soalnya." Iqbal menambah.

KAMU SEDANG MEMBACA
GARIS TAKDIR
Fiksi RemajaPantesan susah buat dapetin hati bumi. Orang bumi aja gak punya hati! • • • • Bulan cantik? Jelas. Bulan manis? Jangan di tanya lagi permen aja insecure lihat dia. Bulan pinter? Pasti, buku aja minder kalo di baca sama dia. Terus ada gak kekurangan...