Bulan puasa tahun ini kami sambut dengan bahagia walau kerinduan kepada Mamak selalu mendera. Acara pengajian sekaligus makan bersama telah dilakukan tiga hari sebelum ramadan. Mak Ros, Andika dan Hanna juga hadir dalam acara tersebut. Hubunganku dengan keluarga Andika sudah semakin dekat, terutama Hanna. Gadis kecil itu selalu bersikap manja dan meminta perhatianku.
Selama bulan puasa, kegiatan di kantor hanya setengah hari kerja. Teman di Mentari FM akhirnya mengetahui tentang rencana pernikahan kami setelah drama penculikan itu. Banyak di antara mereka yang terkejut, tidak terkecuali Putri. Sampai saat ini dia memang tidak mengatakan apa pun, tetapi aku bisa melihat api kecemburuan dari pandanganya setiap kali kami bertemu.
"Jadi Kak Dewi dan Bang Andika, benar mau nikah? Wah, selamat ya," kata Ratih sambil memelukku.
"Terima kasih, Ratih. Doakan semuanya lancar ya," balasku sambil tersenyum.
Ratih mengangguk dengan cepat.
"Ketika Kak Dewi menghilang, Bang Andika terlihat sangat khawatir. Dia sampai meneleponku berkali-kali malam itu. Syukurlah semuanya sudah berlalu."
"Ya. Dia datang tepat waktu dan menyelamatkanku," kataku.
"Mungkin karena itu, kalian ditakdirkan bersama. Kalian berdua pasangan yang sangat cocok. Ratih yakin, setelah pernikahan ini pasti banyak yang akan patah hati," ujar Ratih sambil tertawa.
Aku hanya tersenyum menanggapi godaan Ratih, sedangkan Ni Fit yang mendengarkan pembicaraan kami, tidak mengatakan apa pun.
"Uni, kita harus mempersiapkan kado untuk mereka berdua. The most famous couple in Mentari FM," goda Ratih.
"InshaAllah. Kalau undangannya sudah sampai di tangan kita, baru nanti dipikirkan." Ni Fit hanya tersenyum tipis kepadaku.
Sampai saat ini, hanya Ni Fit yang mengetahui tentang masalahku dengan Putri. Aku dapat mengerti kalau dia tidak mau terlibat dengan masalah kami berdua dan aku juga tidak pernah memaksanya untuk memihak.
"Putri tidak masuk lagi hari ini ya? Apakah dia sakit lagi?" tanya Ratih.
"Dia sudah minta izin sama Bang Andi," jawab Ni Fit.
" Oh, Bang Andi belum kasih tahu Ratih. Kalau begitu absennya dikosongkan dulu ya Uni?"
Ni Fit mengangguk. Sebagai staff administrasi, Ratih memang selalu merekap kehadiran kami di kantor. Diam-diam aku melirik Ni Fit yang ternyata juga sedang menatap ke arahku, seketika perasaanku menjadi tidak enak.
***
Mak Ros, calon mertua, memintaku datang untuk buka puasa bersama. Setelah membeli beberapa cemilan khas ramadan sebagai buah tangan, aku pun segera menuju ke rumah Andika.
Hanna menyambut kedatanganku dengan suka cita. Aku memeluk gadis kecil itu dan membelai kepalanya.
"Apa kabar Hanna cantik? Puasa hari ini?" sapaku.
"Belum pernah bolong, Kak."
"Wah, bagus sekali. Kalau Hanna puasa selama satu bulan penuh, Kakak akan berikan hadiah spesial," ujarku sambil tersenyum. Dia mengangguk dengan penuh antusias.
"Mana Mamak?" tanyaku.
"Lagi di dapur sama Kak Putri cantik," jawab Hanna.
"Kak ... Putri?" tanyaku dengan terkejut.
"Iya. Dia juga mau buka puasa bersama kita," jawab Hanna dengan polos.
"Benarkah?" Aku menatap Hanna dengan kening berkerut. Tidak mungkin anak sekecil ini berbohong. Apakah ini Putri yang kukenal? Rasa ingin tahu membuatku segera menuju dapur rumah Andika.
Sayup-sayup aku mendengar suara Mak Ros yang sedang tertawa dan bicara dengan seseorang. Hatiku seketika berdegup kencang. Drama apalagi yang akan terjadi di antara kami.
"Sudah lama datangnya Rysha?" tanya Mak Ros yang melihatku hanya berdiri di pintu.
"Eh, baru beberapa menit, Mak."
Aku berkedip dan berusaha mengendalikan diri ketika melihat Putri yang sudah ada di sana. Lengan bajunya terangkat dengan tangan yang penuh sabun. Sepertinya dia sedang membantu Mak Ros mencuci piring.
Mata kami saling bertemu dan dia tersenyum tipis kepadaku. Aku mendengus, gadis ini ternyata tidak pernah menyerah.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU BUKAN PERAWAN TUA
Romance(SUDAH TERBIT) Alhamdulillah. Cerita ini sudah menjadi sebuah Novel. Open PO tanggal 08 - 18 September. Harga PO Rp. 85.000. Harga normal setelah PO Rp. 95.000. BLURB Kenapa masalah jodoh ini menjadi begitu rumit? Rysha Dewi, seorang gadis usia 30...